Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Asumsi Inflasi dan Return Reksa Dana Dalam Perencanaan Keuangan (2)

Kompas.com - 15/08/2017, 12:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorBambang Priyo Jatmiko

Besarnya asumsi return reksa dana sangat penting dalam perencanaan keuangan karena menentukan berapa besarnya investasi yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.

Di sisi lain, sebagai instrumen investasi kita tidak dapat menentukan return-nya.

Pada artikel sebelumnya, telah dibahas mengenai penentuan asumsi inflasi dalam menghitung perencanaan keuangan yaitu antara 4-6 persen untuk inflasi secara umum dan 7-10 persen untuk inflasi barang-barang tersier.

Baca: Asumsi Inflasi dan Return Reksa Dana Dalam Perencanaan Keuangan (1)

Pembahasan mengenai asumsi return reksa dana sebenarnya juga sudah pernah dibahas dalam artikel terdahulu.

Jika dirangkum kembali, asumsi return untuk masing-masing reksa dana berdasarkan kinerja historis adalah sebagai berikut :

Reksa Dana Pasar Uang di kisaran 5-6 persen
• Reksa Dana Pendapatan Tetap di kisaran 7-10 persen
• Reksa Dana Campuran di kisaran 11-16 persen
• Reksa Dana Saham di kisaran  15-20 persen

Jika dilihat angka di atas, asumsi return untuk reksa dana campuran dan saham sangat lebar. Hal ini mengacu pada data kinerja historis dan memang terdapat reksa dana campuran yang kinerja dan komposisinya menyerupai reksa dana saham.

Asumsi yang lebar bisa menimbulkan masalah dalam melakukan perencanaan keuangan. Sebagai contoh, untuk bisa memperoleh Rp 1 M dalam 10 tahun, dengan asumsi return 15 persen diperlukan investasi senilai Rp 247 juta saat ini.

Namun dengan asumsi 20 persen, nilai kebutuhan investasi yang dibutuhkan adalah Rp 161 juta. Terdapat perbedaan sebesar Rp 86 juta.

Dengan menggunakan strategi investasi berkala, perbedaannya juga bisa menjadi cukup besar. Dimana untuk mencapai Rp 1 miliar dalam 10 tahun, kebutuhan investasi bulanan dengan asumsi return 15 persen adalah Rp 3,8 juta per bulan dan menjadi Rp 2,9 juta per bulan jika menggunakan asumsi 20 persen.

Dalam membuat perencanaan keuangan, adalah lebih baik membuat perhitungan dengan asumsi yang konservatif dan baru kemudian mengharapkan yang terbaik.

Sebab dengan persiapan yang lebih baik, seandainya terjadi hal yang di luar dugaan, setidaknya masih ada kemungkinan tujuan bisa tercapai walaupun membutuhkan nilai investasi yang lebih besar.

Dengan mempertimbangkan hal tersebut, maka asumsi yang dipergunakan untuk perhitungan perencanaan keuangan adalah 5 persen untuk reksa dana pasar uang, 7 persen untuk reksa dana pendapatan tetap, 11 persen untuk reksa dana campuran dan 15 persen untuk reksa dana saham.

Memahami Adanya Risiko

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

IHSG Berakhir di Zona Merah, Rupiah Stabil

Whats New
Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Laba Bersih PTBA Turun 51,2 Persen Menjadi Rp 5,2 Triliun pada 2023

Whats New
PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

PTBA Bakal Tebar Dividen Rp 4,6 Triliun dari Laba Bersih 2023

Whats New
Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Bos BI: Kenaikan Suku Bunga Berhasil Menarik Modal Asing ke Pasar Keuangan RI

Whats New
Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Saat Persoalan Keuangan Indofarma Bakal Berujung Pelaporan ke Kejagung

Whats New
Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Luhut Perkirakan Pembangunan Bandara VVIP IKN Rampung Tahun Depan

Whats New
5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

5 Hal di CV yang Bikin Kandidat Tampak Lemah di Mata HRD, Apa Saja?

Work Smart
Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Cegah Persaingan Usaha Tidak Sehat, KPPU Tingkatkan Kerja Sama dengan Bea Cukai

Whats New
Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Pelepasan Lampion Waisak, InJourney Targetkan 50.000 Pengunjung di Candi Borobudur

Whats New
Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Didukung Pertumbuhan Kredit, Sektor Perbankan Masih Menjanjikan

Whats New
Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com