Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menilik Bisnis Lakoca, Cuanki Instan Pertama di Indonesia

Kompas.com - 15/08/2017, 19:00 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

Kompas TV Berawal dari hobi, seorang warga Kota Pekalongan, Jawa Tengah, kini sukses menangkar burung murai batu.

Awalnya, Ocha memasarkan Lakoca dari mulut ke mulut dan di kalangan teman-temannya. Namun, setelah memperoleh respon yang baik, Ocha berani melebarkan pemasarannya dengan mendistribusikan ke pasar-pasar swalayan.

Pantauan Kompas.com di Bandung beberapa waktu lalu, Lakoca dapat dijumpai di pasar swalayan.

Tak hanya hadir dengan kemasan cup berdesain unik khas anak muda, harganya pun terjangkau, yakni berkisar Rp 13.000 per cup.

Saat ini, Lakoca hadir dalam beberapa rasa, termasuk original dan kari ayam.

Selain cuanki, ada juga produk seblak instan. Ocha menuturkan, saat ini ia memiliki sebuah workshop dengan 10 orang pegawai.

Kapasitas produksinya mencapai 30.000 hingga 40.000 cup setiap bulan.

Kini Lakoca dapat dijumpai di Jabodetabek, Bandung dan sekitarnya, hingga Surabaya.

Ocha mengaku pernah pula memperoleh permintaan dari beberapa negara di Asia, termasuk Malaysia dan Jepang.

Soal omzet, Ocha enggan menjelaskan secara rinci. Akan tetapi, ia menyatakan saat ini sudah memiliki sarana produksi yang ia butuhkan, seperti pabrik, mesin, hingga kendaraan operasional.

Atas inovasinya, Lakoca pernah memenangkan penghargaan Inovasi Pangan Baru dalam Pangan Award 2015 untuk kategori produk makanan instan. Penghargaan ini diberikan oleh Kementerian Perdagangan RI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:



Terkini Lainnya

Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia Adalah Vietnam

Negara Penghasil Karet Terbesar Ketiga di Dunia Adalah Vietnam

Whats New
OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

OJK Cabut Izin BPR Bank Jepara Artha di Jawa Tengah

Whats New
Efek Taylor Swift, Maskapai Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Efek Taylor Swift, Maskapai Catat Lonjakan Perjalanan Udara ke Eropa

Whats New
Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto 'Alternatif' Juga Kian Menguat

Bukan Hanya Bitcoin, Aset Kripto "Alternatif" Juga Kian Menguat

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Kemenhub Sebut Kenaikan TBA Tiket Pesawat Tunggu Momen yang Tepat

Whats New
Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Tiga Negara di Dunia dengan Jumlah Penduduk Terbesar, India Juaranya

Whats New
Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Proses Studi Kelayakan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Bakal Dilanjutkan Pemerintahan Prabowo-Gibran

Whats New
Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Cek Harga Bahan Pokok, KPPU Sidak Pasar di 7 Kota

Whats New
Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Kebijakan Impor Terbaru Dinilai Bisa Normalkan Pasar

Whats New
Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Jadi Tuan Rumah ITS Asia Pacific Forum, Indonesia Bakal Pamerkan Transportasi di IKN

Whats New
Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Apindo Nilai Kolaborasi TikTok Shop-Tokopedia Bisa Pacu Transformasi Digital di RI

Whats New
Lowongan Kerja KAI Services untuk Lulusan S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja KAI Services untuk Lulusan S1, Ini Persyaratannya

Work Smart
Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi: Keberagaman di Sampoerna Itu Mutlak, karenanya Perusahaan Bisa Bertahan 111 Tahun

Presdir Baru Sampoerna Ivan Cahyadi: Keberagaman di Sampoerna Itu Mutlak, karenanya Perusahaan Bisa Bertahan 111 Tahun

Whats New
Apa Itu Negara Dunia Ketiga dan Kenapa Berkonotasi Negatif?

Apa Itu Negara Dunia Ketiga dan Kenapa Berkonotasi Negatif?

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com