JAKARTA, KOMPAS.com - Komisi VI DPR yakin BUMN mampu mengambil alih 51 persen saham Freeport. Namun DPR tak rela bila BUMN memakai dana Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk mewujudkan hal itu.
"Kalau pakai PMN kemungkinan besar akan kami tolak," ujar Ketua Komisi VI Teguh Juwarno di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (30/8/2017).
Ia menuturkan, penggunaan PMN untuk mengambil alih saham Freeport pasti akan menambah beban Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang sudah defisit.
Berdasarkan postur APBN Perubahan 2017, pendapatan negara ditargetkan sebesar Rp 1.736 triliun. Terdiri dari penerimaan perpajakan Rp 1.472 triliun, penerimaan bukan pajak Rp 260 triliun, dan hibah Rp 3,1 triliun.
Sementara itu belanja negara di APBN-P 2017 mencapai Rp 2.133 triliun. Terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp 1.367 triliun dan transfer ke daerah dan dana desa Rp 766 triliun.
Kondisi itu membuat defisit anggaran melebar dari 2,41 persen di APBN 2017 menjadi 2,92 persen terhadap PDB di APBN-P 2017 atau Rp 397 trilliun.
Angka defisit anggaran 2,92 persen itu nyaris mencapai batas defisit anggaran yang ditentukan undang-undang yaitu 3 persen dari PDB. Hal ini menjadi perhatian serius hampir seluruh fraksi di DPR.
"Sudah terlalu berat APBN kita dan walau kami sadar akuisisi Freeport penting secara politis tetapi kami ingin dijalankan sesuai mekanisme korporasi yang wajar," kata Teguh.
Teguh yakin BUMN bisa mengambil alih 51 persen saham Freeport Indonesia. Namun syaratnya BUMN harus membentuk holding BUMN tambang sehingga kuat secara permodalan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.