Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ingat Kopi Tuku yang Dibeli Jokowi? Ini Kisah Sang Pemilik di Balik Kesuksesannya

Kompas.com - 07/09/2017, 11:30 WIB
Kurnia Sari Aziza

Penulis

Kompas TV Jokowi Kunjungi Kedai Kopi

"Ya sudah, aku lihat toko kecil tapi rame apa ya yang bisa aku ubah-ubah konsepnya? Ya sudah dari minuman, harganya, service, layout sudah aku ubah semua ya. Alhamdulillah lancar," kata Tyo.

Saat membuka Tuku, Tyo tidak menyelenggarakan grand opening. Dia hanya menggelar syukuran dengan memotong nasi tumpeng dan dihadiri oleh masyarakat sekitar.

Selain membuka di Cipete, Tyo juga sempat membuka gerai Tuku di galeri Ruci Art Senopati. Hanya saja, belum sampai setahun beroperasi, Tyo memutuskan menutup gerai Tuku di galeri tersebut dan memindahkannya ke Pasar Santa.

(Baca: Indonesia Barter Kopi, Teh dan CPO dengan 11 Pesawat Sukhoi dari Rusia)

"Konsepnya tidak cocok di sana (Ruci Art). Awalnya aku berpikir, lumayan juga nambah cabang, tapi Ruci nya juga berkembang terus menjadi galeri yang bagus, abang Go-Jek (delivery Go-Food) juga enggak enak kalau bikin berantakan galeri nya kan," kata Tyo.

Saat gerai Tuku dibuka di Cipete, dia bekerja dibantu oleh dua karyawan. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak pengunjung yang menyenangi kopi susu Tuku. Andalannya adalah Kopi Susu Tetangga, perpaduan latte dengan gula aren.

Tyo bercerita, pernah suatu ketika tokonya ramai pengunjung, tak sedikit masyarakat yang membantunya bekerja di toko.

Contohnya menjadi kasir atau melayani pembeli. Sebab, gerai Tuku dibuka awalnya memang diperuntukkan bagi masyarakat atau tetangga sekitar tempat tinggalnya, di Cipete.

"Momen terenak adalah setahun pertama, meski tidak seramai sekarang. Tapi bagaimana aku hadir di sana di tempat kumpul tetangga sekitar, ngobrol-ngobrol sama tetangga, buat aku jauh lebih menyenangkan," kata pria kelahiran 27 Juli 1989 tersebut.

Saat mendirikan Tuku, tak pernah terbersit niat Tyo untuk mundur atau menghentikan bisnisnya. Hanya saja, dia sudah siap dengan segala rencana lainnya jika dirinya gagal.

Kini, karyawan Tuku telah berkembang menjadi 50 orang. Karyawan itu tersebar di gerai Cipete, Pasar Santa, Bintaro, dan head quarter office di Antasari.

"Bagusnya aku tuh, aku mulai dalam keadaan nothing to lose. Aku cuma berusaha (melakukan) yang terbaik saja, enggak ada ketakutan gimana-gimana," kata Tyo.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com