Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KKP Galakkan Minapadi dan Lele Sistem Bioflok di Kabupaten Sukabumi

Kompas.com - 09/09/2017, 20:36 WIB

Pertama, meningkatkan produksi padi dari 5-6 ton menjadi 8-10 ton/ha. Penggunaan 20 persen lahan untuk budidaya ikan tidak akan mengurangi produktivitas padi karena kotoran ikan dapat digunakan sebagai pupuk yang mampu meningkatkan jumlah rumpun padi dan buliran padi.

Kedua, tambahan pendapatan petani dari panen ikan. Dari udang galah misalnya, petani mampu mendapatkan tambahan pendapatan sebesar Rp 50-60 juta/ha, nila sebesar Rp 15-17 juta/ha, dan lele Rp 10-20 juta/ha. 

Ketiga, efisien dalam penggunaan pupuk, bibit padi dan pakan ikan; 

Keempat, padi terhindar dari hama dan penyakit, tikus misalnya, tidak akan masuk karena adanya genangan air;

Kelima, hasil pengujian juga menunjukkan bahwa padi hasil minapadi memiliki kandungan glukosa lebih rendah sehingga sangat baik untuk dikonsumsi penderita diabetes.

Bioflok

Selain pengembangan minapadi, Dirjen Perikanan Budidaya juga berkesempatan melakukan tebar perdana bantuan budidaya lele sistem bioflok di Pondok Pesantren Al Ghifari Kecamatan Cisaat Kabupaten Sukabumi.

Slamet mengapresiasi atas keseriusan pesantren dalam melakukan budidaya lele bioflok. Dia juga optimis panen lele perdana bisa dilakukan dalam waktu 2 bulan mendatang. Selain itu, dengan ukuran tebar 7-8 cm diharapkan dapat mengurangi kematian. 

Diutarakan Slamet bahwa lele menjadi komoditas yang familiar dibudidayakan masyarakat, sehingga pengembangannya perlu didorong melalui teknologi bioflok karena mampu menekan FCR (konversi pakan) menjadi 0,8- 1 dari semula 1,6.

Slamet mengharapkan pemeliharaan ini dapat dilakukan oleh santri dan dikelola koperasi. Selain itu, dia juga berharap agar pesantren mampu mengembangkan bantuan ini menjadi beberapa unit sehingga kebutuhan gizi protein santri dapat terpenuhi.

Pesantren juga diharapkan dapat membuat pakan mandiri yang akan menghemat biaya produksi sehingga keuntungan akan meningkat.

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com