Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PINA Center Gandeng Investor Global Biayai Proyek Infrastruktur

Kompas.com - 18/09/2017, 23:00 WIB
Achmad Fauzi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah mendorong investasi di Indonesia melalui skema Pembiayaan Investasi Non-Anggaran Pemerintah (PINA) dengan melibatkan dana-dana jangka panjang global dalam rangka pembiayaan ekuitas proyek-proyek infrastruktur

Skema PINA diharapkan bisa menjadi solusi mengatasi kebutuhan pembiayaan infrastruktur nasional yang besar melalui keterlibatan sektor swasta. 

Dalam kesempatan ini, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan salah satu BUMN asal Tiongkok, Huaqing Housing Co., Ltd, di kantor Kementerian PPN/Bappenas di Jakarta, Senin, (18/9). 

Penandatanganan MoU dilakukan oleh Deputi Sarana dan Prasarana Kementerian PPN/Bappenas Wismana Surya Adibrata dengan Chairman Huaqing Housing Co., Ltd, Chunyu Zhu.

Seusai acara penandatangan MoU, Wismana menegaskan hal yang terpenting dari MoU ini bukanlah tandatangan perjanjian semata tapi sejauh mana realisasi dari perjanjian ini.

Ia berharap realisasi dari MoU ini bisa dilakukan dalam waktu dekat dan jika tidak ada tanda-tanda realisasi dalam waktu dekat, MoU ini harus ditinjau kembali dan tidak tertutup kemungkinan Kementerian PPN/Bappenas akan mencabutnya.

“MoU tersebut mengikat pihak investor untuk merealisasikan isi kesepakatan dalam waktu maksimal  tiga bulan. Jika tidak maka kesepakatan tersebut dengan sendirinya akan berakhir.” tegas Wismana.  

Ia mengatakan program PINA akan terus mendorong peran swasta untuk berinvestasi di infrastruktur, baik dari investor domestik maupun investor luar negeri. 

Penandatanganan MoU tersebut merupakan salah satu tindak lanjut dari hasil Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Belt and Road Forum yang dihadir oleh Presiden Xi Jinping dan Presiden Joko Widodo serta Menteri dari kedua pihak termasuk Menteri PPN/Kepala Bappenas.  

“Kami menyambut baik inisiatif dan tindak lanjut dari Huaqing Housing untuk berinvestasi di sektor perumahan, infrastruktur dan industri strategis. Saya berharap ini dapat menjadi momentum menarik investor baik asing maupun domestik untuk membiayai proyek-proyek infrastruktur,” jelas Wismana.

Seperti diketahui kebutuhan pembiayaan infrastruktur di Indonesia 2015-2019 sebesar Rp 4.796,2 triliun dengan penggunaan APBN akan menopang sebesar Rp 1.978 triliun (41 persen), BUMN Rp 1.066 triliun (22 persen) dan pihak swasta Rp 1.751 triliun (37 persen).

PINA dalam hal ini dapat menjadi solusi pembiayaan inovatif (creative financing) untuk membangun infrastruktur di tengah keterbatasan APBN. PINA Center, yang dibentuk sesuai Perpres No 58/2017 mengenai Program Strategis Nasional, mendapatkan tugas menjalankan koordinasi pembiayaan investasi non anggaran pemerintah dan berfungsi melaksanakan kegiatan fasilitasi creative financing untuk proyek infrastruktur.

Selain itu, membantu pemilik proyek baik pihak swasta maupun BUMN dan investor mendapatkan solusi dan percepatan proses tercapainya kesepakatan.

Wismana menambahkan, Pemerintah terbuka untuk semua investor dari berbagai negara. Selain Tiongkok, beberapa negara sejauh ini telah menunjukkan minat dan ketertarikan berinvestasi di sektor infrastruktur di Indonesia, yaitu Australia, Kanada, dan Korea Selatan.

Saat ini penanaman modal asing (FDI) dari Tiongkok ke Indonesia terus bertambah tiga tahun terakhir ini dan sekarang sudah berada diperingkat tiga, namun nilainya masih jauh berada di bawah Singapura dan Jepang.  

“Kami juga menjajaki dana-dana jangka panjang dari Timur Tengah dan Eropa (Inggris, Perancis, dan Belanda) serta Amerika Serikat, untuk bisa masuk dalam skema pembiayaan proyek-proyek infrastruktur di Indonesia,” jelasnya.

Menurutnya, keterlibatan investor dari luar negeri, BUMN, dan pihak swasta dalam pembangunan infrastruktur sangat penting. Selama ini, investasi dana-dana asing hanya berputar-putar di pasar modal, tanpa bisa masuk ke sektor riil.

Dengan adanya PINA, dana-dana jangka panjang dapat diinvestasikan ke sektor riil, khususnya infrastruktur, melalui berbagai instrumen pembiayaan kreatif di pasar modal, seperti penyertaan langsung, saham, reksa dana penyertaan terbatas (RDPT),  Limited Concession Scheme (LCS) dan Perpetuity Notes.

Sementara itu, Chairman Huaqing Housing Co., Ltd Chunyu Zhu mengatakan, pihaknya siap untuk berpartisipasi dalam mendanai pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Banyak proyek investasi yang sangat potensial di Indonesia untuk ditawarkan dan ditindaklanjuti menjadi komitmen dalam perjanjian bisnis.

Di antara proyek-proyek yang didorong oleh Pemerintah antara lain adalah proyek pembangunan jalan tol PT Waskita Toll Road. Selain itu, ada beberapa daftar proyek yang ditawarkan, baik energi, bandara, dan lain-lain.

Berdasarkan data PINA Center terdapat 19 proyek infrastruktur lain yang ditawarkan yakni Hutama Marga Waskita  Toll Road  North Sumatera (1 proyek), Bandara Internasional Jawa Barat (Tahap 1) Kertajati (1 proyek), PP Energi - Power Plant, Meulaboh, Aceh (1 proyek), Gas-Fired Diesel Power Plant, Pesanggaran, Bali (1 proyek), Beberapa jenis proyek power plant dari PT Pembangkit Jaya Bali (10 proyek), R80 Turboprop Airplane (1 proyek) dan Tananaga – Land of Dragon – Labuan Bajo, Flores (1 proyek).

Hingga akhir tahun ini, PINA menargetkan 5 proyek yang difasillitasi dengan total nilai 1,5 miliar dollar AS, sedangkan pada tahun depan ditargetkan 20 proyek yang difasilitasi dengan total nilai 3 miliar dollar AS. PINA juga berencana menambahkan pipeline proyek yang siap difasilitasi yang mencapai 40 proyek strategis di 2018.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Layanan LILO Lion Parcel Bidik Solusi Pergudangan untuk UMKM

Whats New
60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

60 Persen Pekerja RI Bekerja di Sektor Informal dan Gig, Hadapi Tantangan Keterbatasan Akses Modal

Whats New
Surat Utang Negara adalah Apa?

Surat Utang Negara adalah Apa?

Work Smart
Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Luhut Minta Kasus Tambak Udang di Karimunjawa Tak Terulang Lagi

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Kemenhub Bebastugaskan Sementara Kepala Kantor OBU Wilayah X Merauke yang Diduga KDRT

Whats New
Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Demi Tingkatkan Kinerja, Bakrie & Brothers Berencana Lakukan Kuasi Reorganisasi

Whats New
Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

Seberapa Penting Layanan Wealth Management untuk Pebisnis?

BrandzView
Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Kejar Produksi Tanaman Perkebunan Menuju Benih Unggul, Kementan Lakukan Pelepasan Varietas

Whats New
Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Pemerintah Siapkan 2 Hektar Lahan Perkebunan Tebu di Merauke

Whats New
Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Mudahkan Reimbursement Perjalanan Bisnis, Gojek Bersama SAP Concur Integrasikan Fitur Profil Bisnis di Aplikasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com