Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Muhammad Fajar Marta

Wartawan, Editor, Kolumnis 

Stimulus Moneter dan BI yang Percaya Diri

Kompas.com - 27/09/2017, 12:39 WIB
Kompas TV Stimulus BI ini diharapkan mampu menggairahkan penyaluran kredit.
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorMuhammad Fajar Marta

Stimulus moneter juga diperlukan untuk menghela intermediasi perbankan. Hingga kini, intermediasi perbankan belum juga membaik.

Pertumbuhan kredit Juli 2017 masih rendah yaitu tercatat 8,2 persen (yoy), meskipun membaik dari bulan sebelumnya yang sebesar 7,8 persen (yoy).

Pertumbuhan kredit yang tinggi hanya terjadi pada sektor konstruksi, listrik, jasa dan pertanian, sedangkan sektor-sektor lain masih tumbuh rendah.

Dengan alasan-alasan tersebut,  BI pun memutuskan untuk kembali memangkas suku bunga acuan sebesar 25 bps menjadi 4,25 persen pada 22 September 2017.

Ini merupakan level terendah suku bunga acuan sejak BI menggunakan kebijakan inflation targeting framework pada 2005.

BI percaya diri menurunkan suku bunga acuan karena sejumlah indikator seperti neraca pembayaran, perkembangan nilai tukar rupiah, cadangan devisa masih positif sehingga dinilai cukup kuat untuk meredam potensi gejolak yang ada.

BI juga menilai risiko eksternal terutama yang terkait dengan rencana kebijakan Fed Funds Rate (FFR) dan normalisasi neraca bank sentral AS juga telah diperhitungkan pasar sehingga tidak akan menimbulkan gejolak yang berarti.

Hingga kini dana asing masih terus mengalir ke pasar keuangan Indonesia karena imbal hasil yang menarik dan prospek perekonomian yang bagus. Aliran masuk modal asing ke pasar keuangan Indonesia telah mencapai 9,17 miliar dolar AS sampai akhir Agustus 2017.

Perbaikan sektor eksternal tersebut ikut memberikan kontribusi pada kenaikan cadangan devisa sehingga pada akhir Agustus 2017 mencapai 128,8 miliar dolar AS atau cukup untuk membiayai 8,9 bulan impor atau 8,6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.

Rupiah juga bergerak stabil dan cenderung terapresiasi. Selama Agustus 2017, secara rata-rata rupiah menguat sebesar 0,02 persen menjadi Rp13.343 per dolar AS. Penguatan tersebut dipengaruhi oleh pelemahan dolar AS dan aliran masuk dana asing yang menyebabkan kondisi net supply di pasar valas.

Di sisi lain, volatilitas nilai tukar rupiah tetap terjaga dan lebih rendah dibandingkan negara-negara peers. 

Reaksi pasar

Menarik untuk mencermati bagaimana reaksi pasar atas langkah BI yang dianggap mengejutkan ini. Sejauh ini Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan nilai tukar rupiah masih berfluktuasi normal meskipun ada kecenderungan melemah paska pemangkasan suku bunga acuan.

Pada perdagangan Selasa (26/9), IHSG ditutup di posisi 5.857, turun 54 poin dibandingkan penutupan Jumat (22/9).

Nilai tukar rupiah berdasarkan Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) di awal pekan ini juga cenderung melemah dan Rabu (27/9) siang ini bertengger di level Rp 13.384 per dollar AS

Kendati demikian, strategi BI yang lebih mementingkan pertumbuhan ekonomi di atas stabilitas keuangan patut diapreasi. Pemangkasan suku bunga acuan yang agresif akan memaksa perbankan menurunkan suku bunga kreditnya secara signifikan. 

Bila suku bunga kredit terus turun hingga akhirnya menyentuh level satu digit, maka sektor rill akan terpacu untuk melakukan ekspansi sehingga pertumbuhan ekonomi dapat terakselerasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com