Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Berly Martawardaya
Dosen

Dosen Magister Kebijakan & Perencanaan Kebijakan Publik (MPKP) di FEB-UI, Ekonom INDEF dan Ketua PP Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU)

Prospek Investasi Saham di 2017

Kompas.com - 04/10/2017, 06:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

Policy rate di Monetary Authority of Singapore bahkan sudah sejak sub prime mortgage 2009 dibawah 1 persen.

IHSG dan IPO

Dinamika IHSG juga dipengaruhi oleh jumlah perusahaan yang listing khususnya yang baru masuk melalui IPO.

Saat ini tercatat ada 555 perusahaan yang telah go public di Bursa Efek Indonesia dengan 21 perusahaan melakukan listing di tahun 2017 sampai akhir bulan Agustus.

Jumlah tersebut masih kalah dengan di 2013 yang mencatat 30 perusahaan melakukan IPO.

Dijualnya saham perusahaan internet dengan pengguna masif seperti Google dan Facebook ke publik melalui IPO pada tahun 2004 dan 2012 meningkatkan gairah dan nilai pasar saham di Amerika karena berharap mendapat keuntungan dari kenaikannya (capital gain) dalam waktu dekat setelah IPO.

Start up digital di Indonesia tumbuh sangat cepat dalam beberapa tahun ini. Namun tidak banyak dari perusahaan start up yang telah go public. Gairah tersebut ditangkap oleh OJK yang sedang menyiapkan revisi peraturan tentang IPO.

Selama ini perusahaan skala kecil dan menengah harus memiliki aset minimal Rp 100 miliar sebelum masuk bursa dan maksimal pendanaan yang dapat diperolehnya hanya Rp 40 miliar.

OJK akan membuka pintu bagi perusahaan atau startup dengan aset Rp di bawah 50 miliar untuk melakukan penawaran saham perdananya

Kombinasi dari inflasi rendah dan turunnnya BI rate serta kemudahan melakukan IPO berpotensi tinggi untuk menaikkan kinerja pasar saham Indonesia.

Apalagi banyak tanda-tanda perekonomian akan membaik di semaster II -2017 dengan meningkatnya infrastruktur dan investasi.

Banyak investor menunggu rilis data pertumbuhan kuartal 3 (Q3-2017) yang diharapkan pecah telor dari tiga semaster yang stabil di 5,01 persen.

Ini waktunya masyarakat yang mencari instrumen untuk investasinya mulai ancang-ancang melirik saham yang potensial supaya tidak ketinggalan arus bila terjadi bullish market.

Pada lain sisi, perusahaan (konvensional dan start up) yang hendak melakukan IPO juga perlu bersiap-siap untuk meraup modal dari pasar saham setelah beberapa tahun memfokuskan pendanaan pada angel investor dan venture capital.

Tentunya OJK sebagai pengawas sektor keuangan dan pasar modal perlu melakukan verifikasi ketat pada perusahaan yang akan melaintai di bursa untuk melindungi investor.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com