Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Indikator Mudah untuk Mengukur Kesehatan Kantong

Kompas.com - 05/10/2017, 12:30 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mengukur kesehatan keuangan mungkin bisa sesederhana hitungan antara beban utang dengan aset atau antara pasak dengan tiang.

Namun, bila Anda menginginkan kondisi finansial yang sehat dalam jangka panjang, Anda perlu lebih serius memantau kondisi keuangan Anda dari waktu ke waktu.

Memiliki laporan keuangan pribadi adalah langkah penting supaya Anda mudah melihat isi jerohan keuangan pribadi Anda.

Memiliki laporan keuangan pribadi juga memudahkan Anda mengecek tingkat kesehatan keuangan melalui berbagai macam indikator. 

Berikut ini 5 indikator yang bisa Anda gunakan untuk mengukur kesehatan dompet Anda:

1.Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

Likuiditas menggambarkan kemampuan sebuah aset diubah secara cepat dan mudah menjadi bentuk uang tunai.

Dengan mengetahui rasio likuiditas ini, Anda bisa mengetahui seberapa besar kemampuan kantong Anda membiayai pengeluaran berkelanjutan ketika di tengah jalan terjadi guncangan pendapatan, seperti PHK atau kematian.

Rasio ini biasanya juga digunakan untuk menentukan kebutuhan dana darurat, juga untuk menutup pengeluaran tak terduga yang tidak bisa ditutup oleh asuransi.

Rasio likuiditas bisa Anda peroleh dengan membagi jumlah aset berupa kas atau setara kas dibagi dengan jumlah pengeluaran bulanan. Satuannya adalah bulan.

Sebagai contoh, anggaplah nilai dana tunai yang Anda miliki berikut aset setara kas seperti tabungan, deposito, emas, jumlahnya adalah Rp 40 juta.

Sedangkan besar pengeluaran rutin bulanan Anda mencapai Rp 5 juta. Maka, rasio likuiditas Anda adalah= 40 juta dibagi 5 juta= 8 bulan. 

Berarti, aset likuid yang Anda miliki saat ini bisa menyokong beban pengeluaran Anda selama 8 bulan dalam kondisi Anda tidak memiliki pendapatan. Dalam prinsip keuangan yang sehat, benchmark yang digunakan untuk rasio likuiditas adalah 3-6 kali besar pengeluaran bulanan.

 

2.Rasio tabungan (Saving Ratio)

Menabung atau menyisihkan sebagian penghasilan untuk kebutuhan di masa depan, sudah menjadi kebiasaan finansial yang perlu selalu dipupuk.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com