Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sempat Dilarang Berbisnis, Pemuda Ini Raih Omzet Ratusan Juta dari Celana Jeans

Kompas.com - 31/10/2017, 08:08 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

TANGERANG SELATAN, KOMPAS.com - Keinginan untuk memiliki bisnis secara mandiri kerap terbentur dengan keadaan.

Tak jarang seorang pebisnis pernah melewatinya. Mulai dari melanjutkan pendidikan atau fokus mengembangkan bisnis, hingga keinginan keluarga ataupun orang tua yang tidak sejalan dengan semangat berwirausaha.

Seperti Muhammad Ali Akbar Taufani, pemuda kelahiran Jakarta ini menceritakan awal mula dirinya membangun bisnis konveksi celana, jaket, berbahan jeans atau yang dikenal dengan sebutan denim.

Ali sapaan akrabnya berujar, pada awal mengembangkan usaha, orang tuanya tak sepakat Ali terjun ke dunia bisnis.

Kedua orang tuanya menginginkan Ali untuk fokus menyelesaikan studi di Universitas Al Azhar, dengan jurusan Ekonomi Manajemen Perbankan.

"Momen berharganya adalah waktu memulai usaha ini orang tua saya melarang, terutama kondisi saya kuliah hampir 8 tahun," ujar pria kelahiran Jakarta 12 Maret 1990 saat berbincang dengan Kompas.com, pekan lalu.

Ali mengungkapkan, perjalanan dalam dunia perkuliahannya tak berjalan mulus. Pada tahun keempat masa kuliah, dan memasuki tugas akhir, judul skripsinya selalu di tolak oleh kampus berulang kali.

(Baca: "Ranjang 69", Kisah Jungkir Baliknya Usaha Mi Ramen Pemuda Kembar)

Kepusingan Ali pun memuncak, hingga akhirnya ia memutuskan untuk mengembangkan usahanya dengan label 'Rumah Denim' tanpa sepengetahuan orang tuanya. Bisnis tersebut sudah ia bangun sejak menempuh kuliah di semester 4.

"Karena pihak kampus skripsi saya ditolak mulu akhirnya saya stres dan fokus ke bisnis tapi orangtua inginnya selesai kuliah dulu," kata Ali.

Pada tahap awal, dirinya tak memiliki satupun outlet atau toko. Ali hanya menjalankan bisnis konveksi celana melalui jejaring internet dan mengandalkan salah satu platfrom terpoluler kala itu, Kaskus.

"Mulainya itu kira-kira tahun 2010 dan pas mulai buka toko tahun 2012," ungkapnya.

Pada tahun 2012, Ali mulai menjauh dari lingkungan kampus. Ia fokus mengembangkan usaha konveksinya bersama satu orang penjahit dengan membuka satu outlet di sekitaran Pamulang, Tangerang Selatan.

Rumah DenimKONTAN/BAIHAKI Rumah Denim

"Saya buka toko awal, tidak ngomong sama orang tua saya, dua bulan nginap di toko, dua bulan itu saya jaga toko, handle pesanan yang di online juga semuanya serba sendiri, sama satu orang penjahit," kata Ali.

Kemudian, seperti pepatah bilang, 'Sepintar-pintarnya bangkai ditutupi, baunya tetap tercium juga'. Usaha Ali diketahui oleh orang tuanya, dan dia pun diberikan kebebasan untuk terus menjalankan bisnis atau melanjutkan kuliahnya.

"Dari situ yaudah terserah kamu deh mau terus atau enggak, dan akhirnya kuliahnya saya baru lulus tahun 2015 kemarin," ungkap Ali.

Hingga saat ini, Ali memiliki gerai Rumah Denim di beberapa lokasi, mulai dari Pamulang, Tangerang Selatan, Mal Gandaria City, Jakarta Selatan, Bintaro, hingga Bekasi Jawa Barat.

"Omzet keseluruhan kalau lagi sepi ya di angka Rp 180 juta per bulan, kalau ramai bisa sampai Rp 350 juta per bulan," papar Ali.

Dalam memasarkan produk celana jeans custom-nya, Ali memanfaatkan jejaring sosial seperti Instagram, Line, dan WhatsApp.

Kemudian, untuk produksi, usahanya menggunakan bahan baku celana dari produk lokal dan produk impor, untuk lokal berasal dari Bandung dan Solo, sedangkan impor dari Thailand, Jepang, dan China.

(Baca: Sukses Berbisnis Pisang Goreng Madu, Bu Nanik Umrahkan Para Pegawainya)

Sementara satu celana jeans custom memiliki rentang harga yang berbeda-beda tergantung jenis bahan dan ukuran, mulai dari Rp 165.000 hingga Rp 980.000 per celana.

"Pesanan kalau bulan-bulan biasa tidak ada hari raya ataupun hari-hari besar 1.000 sampai 3.000 pcs celana. Tapi kalau ada momen-momen tertentu bisa sampai 5.000 pcs, dan kalau ada event-event akhir tahun produksi untuk brand orang atau khusus partai besar bisa sampai puluhan ribu celana," pungkas Ali.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Saat Sri Mulyani Panjat Truk Kontainer yang Bawa Barang Impor di Pelabuhan Tanjung Priok...

Whats New
Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Cara Langganan Biznet Home, Biaya, dan Area Cakupannya

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com