Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Indonesia Ungkap Penurunan Nilai Tukar Rupiah Pekan Lalu

Kompas.com - 31/10/2017, 15:03 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara mengungkapkan, penurunan nilai tukar rupiah pada pekan lalu bukan akibat faktor domestik.

Menurutnya, penurunan nilai tukar Rupiah lebih kepada faktor eksternal, salah satunya adalah rencana Bank Sentral AS The Federal Reserve menaikkan suku bunga akhir tahun ini.

"Memang eksternal lagi faktornya, suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS) mau naik pada Desember, tahun depan akan naik lagi tapi belum diketahui berapa naiknya," ungkap Mirza saat acara Economic & Capital Market Outlook 2018, di Financial Hall, Jakarta, Selasa (31/10/2017).

Sebelumnya, nilai tukar rupiah terhempas ke level terendah sejak Juli 2016. Data Bloomberg, Jumat (27/10/2017), nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) senilai Rp 13.609. Ini merupakan level terendah sejak Juli 2016.

(Baca: Selasa Siang, Rupiah Bergerak Menguat Terhadap Dollar AS)

Sementara itu, ekonom PT Bank Permata Josua Pardede mengatakan, keputusan European Central Bank (ECB) memperpanjang stimulus hingga September 2018 membuat dollar AS kian menguat.

Sementara dari domestik, permintaan dollar cukup tinggi. Apalagi, sejumlah perusahaan multinasional harus membayar dividen interim atau membayar utang dalam dollar AS. Dalam situasi saat ini, Josua memperkirakan Bank Indonesia akan membatasi kebijakan pelonggaran moneter.

Berdasarkan data di Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) pada Senin 31 Oktober 2017 nilai tukar dollar AS tercatat Rp 13.572 menurun 8 poin dibandingkan hari sebelumnya sebesar Rp 13.580.

Kompas TV Sudah dua pekan, rupiah melemah terhadap dollar Amerika Serikat.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com