Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kadin Target Pembentukan Bursa Syariah Paling Lambat Akhir 2018

Kompas.com - 03/11/2017, 11:30 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Rosan Roeslani menargetkan pembentukan bursa syariah di Indonesia bisa dilaksanakan dalam waktu dekat.

Saat ini, sudah ada persiapan untuk mewujudkan bursa syariah di Indonesia, dengan turut melibatkan Bursa Efek Indonesia (BEI) dalam hal pematangan rencana dan mekanismenya.

"Kata Pak Tito (Direktur Utama BEI), ini dalam waktu kurang dari sembilan bulan sampai satu tahun bisa kita lakukan. Ini sedang kita rampungkan bersama Pak Tito, kita sedang pelajari. Targetnya, akhir tahun depan sudah bisa," kata Rosan saat ditemui Kompas.com di Hotel Aryaduta, Jakarta Pusat, Kamis (2/11/2017).

(Baca: BEI Kaji Bangun Bursa Efek Syariah di Surabaya)

Menurut Rosan, jika pihak BEI mematangkan rencana dan konsep bursa syariah di Indonesia, dari Kadin bisa memberikan sumbangsih dengan mencari investor sebagai anggota bursa syariah nantinya.

Rosan menuturkan, untuk tahap awal, tidak perlu anggota bursa syariah berasal dari perusahaan yang belum listing di bursa, melainkan bisa dari anggota bursa saat ini.

"Anggota bursanya kan bisa anggota yang sekarang, yang kemudian jadi anggota juga di bursa syariah. Kalau dari market size, sebenarnya begini, kita lihat dari yang bisa masuk, rencananya bisa dual listing dulu," tutur Rosan.

Dia mencontohkan, perusahaan yang bisa langsung bergabung menjadi anggota bursa syariah adalah perusahaan besar seperti Telkom hingga Perusahaan Gas Negara (PGN). Rosan pun optimistis anggota bursa syariah untuk awal-awal nanti bisa mencapai 100 perusahaan.

Sebagai langkah berikutnya, Kadin bersama BEI akan melihat lebih lanjut seperti apa perizinan untuk membuka bursa syariah di Indonesia. Meski konteks bursa lebih kepada perusahaan swasta, Rosan melihat tetap harus ada keterlibatan pemerintah agar rencana ini bisa berjalan maksimal.

Kompas TV Bursa Efek Indonesia masih berusaha memperkuat basis investor domestik di pasar modal.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com