Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Harus Konsisten Terapkan Regulasi Emisi Bahan Bakar Ramah Lingkungan

Kompas.com - 16/11/2017, 15:45 WIB
Kompas TV Selain mengurangi dampak aroma tidak sedap, pengolahan sampah juga membantu meringankan beban warga.

Tri Yuswidjajanto, pakar otomotif dan bahan bakar dari Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung, menegaskan penggunaan kendaraan bermotor salah satunya berkontribusi terhadap polusi udara.

Penggunaan BBM tanpa timbal misalnya telah menyebabkan korban pada banyaknya anak-anak autis. Polusi datangberasal dari minyak, karena mengandung sulpur. Makin tinggi sulpurnya, makin murah. Begitupula sebaliknya.

“Regulasi Euro yang makin tinggi bertujuan supaya makin irit. Dengan konsumsi yang makin irit, BBM yang dibakar makin sedikit dan gas yang dibuat juga makin sedikit,” kata dia.

Tri mengatakan, mesin kendaraan bermotor didesain menghasilkan emisi gas buang tertentu. Mesin memerlukan bahan bakar dengan spesifikasi tertentu untuk menghasilkan emisi sesuai desainnya.

“Penggunaan bahan bakar yang tak sesuai dengan spesifikasi mesin menimbulkan gangguan terhadap kinerja mesin dan emisi gas buang meningkat,” ujar doktor dari Technische Universitat Clausthal, Jerman.

Menurut dia, kadar sulfur harus bahan bakar harus rendah karena merusak catalytic converter. Tri menyebutkan bahan bakar Pertamax Series produksi PT Pertamina (Persero) memiliki oktan lebih rendah dari Shell Super yang diproduksi Shell.

Namun, kadar sulfur Pertamax lebih rendah dari Shell. “Ini menyebabkan Pertamax  Series lebih ramah lingkungan,” ujarnya. 

 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com