Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rhenald Kasali: Ritel Modern Perlu Adaptasi Perubahan Perilaku Konsumen

Kompas.com - 22/11/2017, 13:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Ditengah persaingan yang ketat dalam bisnis ritel modern dan perubahan perilaku konsumen dalam berbelanja, pelaku usaha ritel modern dalam negeri dinilai perlu cepat beradaptasi.

Pakar Manajemen dan juga Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (UI), Rhenald Kasali mengatakan, adaptasi perlu dilakukan agar ritel modern tak tergerus oleh perubahan tersebut.

"Harus adaptif. Basic foundation dari marketing adalah memahami motif konsumen memenuhi needs-nya. Jadi ketika satu elemen berubah maka yang lain harus ikut berubah. Kini yang berubah bukan satu, tapi banyak," kata Rhenald kepada Kompas.com, Rabu (22/11/2017).

Menurutnya, saat ini banyak perubahan yang terjadi dan memberikan dampak pada perilaku konsumen terutama di kota-kota besar seperti Jakarta.

Baca juga : Matahari Tutup Gerai Lagi, Apa Penyebab Ritel Modern Berguguran?

Mulai dari peta jalan yang berubah, kemudian ketersediaan pilihan transportasi yang beragam, hingga akses jalan menuju kawasan wisata yang tersedia dengan mudah.

"Transportasi publik kini ada busway, Go-jek, Go-food, Go-send, taksi online, kereta bandara, commuter bermunculan. Jalan tol Cikampek Palimanan dibuka. Akses ke sumber belanja yang disertai kesempatan rekreasi, Cirebon, Garut, Bandung kini tersambung," tambahnya.

Kemudian, kota-kota baru bermunculan yang disertai dengan kawasan pemukiman, waktu kerja masyrakat juga mengalami perubahan, hingga perkembangan teknologi yang semakin berkembang.

Dengan demikian, lanjut Rhenald, pelaku usaha ritel modern perlu melakukan pemetaan pasar secara berkala, menyediakan barang-barang terbaru, hingga menyesuaikan dengan perkembangan teknologi terbaru.

"Adaptif itu artinya cepat pindah lokasi, cari lokasi baru, petakan pasar secara rutin, cepat cari cara baru, barang-barang baru, hiburan-hiburan baru, dan teknologi," pungkasnya.

Tercatat, hingga saat ini sudah ada beberapa pelaku usaha ritel yang menutup gerai usahanya akibat dari sisi pendapatan tak sesuai target perusahaan, diantaranya 7-Eleven, PT Matahari Department Store.

Kemudian, Lotus Department Store dan Debenhams yang telah ditutup oleh PT Mitra Adi Perkasa Tbk pada akhir bulan Oktober lalu dan akhir tahun 2017.

Kompas TV Asosiasi pengusaha ritel Indonesia, Aprindo meminta pemerintah tidak memukul rata kenaikan UMP.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com