Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ryan Filbert

Ryan Filbert merupakan praktisi dan inspirator investasi Indonesia. Penerima Penghargaan Tokoh Inspiratif Pasar Modal oleh Presiden Joko Widodo

"Yuk Nabung Saham" adalah Kampanye Menyesatkan?

Kompas.com - 28/11/2017, 12:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAprillia Ika

Padahal fungsi utama bank dulu memang benar sebagai tempat menyimpan dan meminjam uang, memang itulah salah satu fungsinya sampai dengan saat ini, namun arus pendapatan bank dari hari ke hari semakin beragam, dan bukan tidak mungkin suatu hari suatu saat arus pendapatan terbesar bank bukan lagi dari selisih bunga yang diberikan kepada yang menabung dengan yang dipinjamkan uang oleh bank.

Bank adalah sebuah institusi yang menarik, apakah Anda setuju? Saya agak bingung bila ada orang yang sampai dengan hari ini tidak memiliki rekening di bank meski ternyata saya berikan berita sedihnya bahwa di Indonesia baru terdapat 36% penduduk di Indonesia yang memiliki rekening di bank (2014) meski saya yakin saat ini sudah lebih banyak lagi.

Bila Anda melihat bank adalah bisnis yang bagus apakah Anda mau membeli sebuah bank dan menjadi pemilik dari salah satu bank di Indonesia?

Jawabannya adalah Anda mungkin sama seperti saya yaitu tidak punya uang cukup banyak untuk membeli sebuah bank. Bila Anda mengetahui Bank Rakyat Indonesia (BRI) maka Anda cukup memiliki uang Rp 405 triliun maka BRI bisa menjadi milik Anda (per September 2017).

Punya uang sebesar itu? Saya tidak punya, saya tidak tau apakah Anda punya atau tidak.

Atau bila Anda punya 405 triliun rupiah pun apakah iya negara mau menjual Bank Rakyat Indonesia kepada Anda? Secara penuh? Wah itu bisa jadi geger se Indonesia. Atau Anda mau buat sebuah bank baru dengan modal 405 triliun untuk menyaingi BRI yang sudah berusia 121 tahun di Indonesia? (BRI lahir di 16 Desember 1895).

Bank besar seperti BRI tentunya meyakinkan untuk Anda titipkan uang Anda disana dalam hal ini menabung atau deposito di Bank tersebut bukan?

Bila Anda tau bahwa BRI bila Anda ingin beli sepenuhnya 405 triliun tidak diperbolehkan, tapi bila Anda beli sebagian perusahaannya diperbolehkan apakah menjadi suatu hal yang menarik? Itulah yang dikenal dengan membeli saham BRI di Bursa Efek Indonesia.

Maka saya punya ilustrasi menarik dalam membeli perusahaan BRI dan 3 bank besar lainnya di Indonesia (BCA, Mandiri dan BNI) untuk 13 tahun kebelakang dengan modal Rp 5.000.000 setiap bulan di Bursa Efek Indonesia :


Bila Anda melakukan kegiatan tersebut di BRI selama 13 tahun dengan membeli perusahaannya secara ‘ngangsur’ bulanan sebesar Rp 5.000.000 ketika tahun 2017 bulan Oktober berakhir uang Anda yang ditotal Rp 780.000.000 telah menjelma menjadi Rp 1.690.463.944.

Bila dengan besaran uang yang sama Anda perlakukan dengan membuka rekening deposito atau tabungan di Bank BRI selama 13 tahun dengan kondisi bulanan yang sama maka Anda perlu meminta kepada BRI ‘Mbak, saya minta bunganya dari tabungan saya adalah net tanpa potongan pajak sebesar 12,5 persen setahun ya selama 13 tahun’

Dimana hal itu akan sangat sulit untuk terjadi. Dan kondisi 12,5 persen itu juga belum termasuk ‘bonus’ Anda sebagai pemilik sebagian perusahaan Bank Rakyat Indonesia yang dikenal sebagai pembagian keuntungan tahunan atau Dividen perusahaan BRI.

Berinvestasi di pasar saham vs di money game

Masyarakat Indonesia begitu luar biasa hartanya, mengapa dapat dikatakan demikian? 4900 triliun dalam tabungan dan 549 ribu orang untuk mengumpulkan 3,8 triliun artinya secara rata-rata mampu berinvestasi pada sebuah peluang investasi adalah 7 juta rupiah kurang dikit per orang adalah angka yang hebat bukan?

Ketika sebuah money game atau skema penipuan yang dikenal dengan skema piramida digembar-gemborkan dapat memberikan keuntungan, masyarakat Indonesia mau berkontribusi (berinvestasi) hingga 7 juta rupiah pada perusahaan yang tidak memiliki sebuah kejelasan dan pengawasan.

Jangankan bisnis dan investasi, pertandingan apapun tanpa pengawasan akan sangat berbahaya bukan? Oleh karena itulah ada yang namanya wasit pada semua pertandingan.

Investasi di saham terdapat pengatur dan pengawasan yang sudah lebih terawasi dengan jauh-jauh-jauh lebih baik, bukankah investasi di saham jauh lebih menenangkan dibandingkan mendorong uang sebesar Rp 7 juta rupiah ke tempat yang hanya mengumbar janji besar namun hasilnya tidak ada track record nya?

 

-Dok. Ryan Filbert -

Setidaknya dalam 27 tahun terakhir Bursa Efek Indonesia sudah ada dan berhasil meningkatkan nilai 600 poin menjadi 6000 poin atau 10x lipat.

Atau mungkin Anda juga sering mendengar bahwa kinerja masa lalu tidak dapat dijadikan patokan untuk masa depan sehingga kinerja keuntungan masa lalu dan baiknya semua fakta tersebut tidak serta merta akan menjamin Anda untung di kemudian hari?

Benar. Disitulah perlunya menjadi orang yang terlatih dan terdidik. Bisnis apapun perlu pemahaman lebih lanjut.

Anda pernah mendengar sebuah jargon ‘Investasi properti pasti untung?’ Apakah benar semua pasti untung? Jelas tidak.

Apakah juga dengan ‘Untung besar dari bisnis kuliner?’ Apakah semuanya untung besar?

Siapa yang untung besar? Yang untung besar adalah yang sudah membuktikan untungnya besar.

Bila Anda katakan bahwa hitung-hitungan dibelakang seperti data perbandingan menabung perusahaan hingga potensi 27 tahun adalah sebuah hal yang tidak perlu kita lihat maka saya ingin mulai hari ini Anda juga tidak lagi perlu mempersiapkan CV (curriculum vitae) dalam melamar pekerjaan maupun mencari kandidat di perusahaan Anda.

Loh buat apa?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Whats New
Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Pertumbuhan Upah Lambat, 29 Persen Pekerja AS Kesulitan Memenuhi Kebutuhan

Pertumbuhan Upah Lambat, 29 Persen Pekerja AS Kesulitan Memenuhi Kebutuhan

Whats New
Strategi BNI di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi

Strategi BNI di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi

Whats New
BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani

BPS Perkirakan Produksi Beras Surplus, Pengamat Pangan Minta Bulog Serap Gabah Petani

Whats New
Pengusaha Belum Realisasikan Impor Bawang Putih, Mendag: Kita Akan Penalti

Pengusaha Belum Realisasikan Impor Bawang Putih, Mendag: Kita Akan Penalti

Whats New
Kemendag Resmi Keluarkan Bahan Bahan Baku Tepung Terigu dari Lartas

Kemendag Resmi Keluarkan Bahan Bahan Baku Tepung Terigu dari Lartas

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 30 April 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 30 April 2024

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com