Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendes PDTT Akui Masih Kekurangan Pendamping Desa

Kompas.com - 28/11/2017, 16:37 WIB
Pramdia Arhando Julianto

Penulis

MALANG, KOMPAS.com - Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (PDTT) mengakui, dalam rangka pemanfaatan dana desa di Indonesia, saat ini personel pendamping desa masih alami kekurangan.

Sekretaris Jenderal Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, Anwar Sanusi mengatakan, penambahan personel pendamping desa terhambat oleh terbatasnya anggaran.

"Problematika kami akan menambah pendamping desa ini adalah problematika anggaran, tetapi ada satu solusi yang nanti kita sedang pikirkan, yakni bagaimana kita menumbuhkan namanya kader pemberdayaan masyarakat desa," ujar Anwar di Hotel Harris Malang, Selasa (28/11/2017).

Berdasarkan data Kemendes PDTT saat ini tercatat pendamping desa mencapai 34.000 orang, sedangkan jumlah desa di Indonesia mencapai 74.910 desa.

Baca juga: Dua Desa di Bromo Tengger Jadi Percontohan Penggunaan Dana Desa

"Masih kurang. Kalau idealnya itu, misalnya satu desa satu pendamping desa, membutuhkan 74.910. Masih cukup banyak kekurangannya, tapi kita memang sadar dari apa yang namanya kapasitas anggaran anggaran untuk gajinya," ujar Anwar.

Menurut Anwar peran pendamping dana desa dalam pemanfaatan dana desa sangat diperlukan, sebab pendamping desa diharapkan dapat memberikan pendampingan dari mulai perencanaan penggunaan anggaran, pelaksanaan, hingga evaluasi akhir.

Hal itu dilakukan agara dana desa yang digelontorkan pemerintah bisa digunakan dengn baik dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat desa.

"Optimalisasi pendamping desa ini bukan hanya tentang mencatat soal data, tapi kita ingin mereka itu menjadi pendamping masyarakat desa menggunakan dana desa mulai dari perencanaan, pelaksanaan kegiatan, bahkan juga evaluasi dari kegiatan itu sendiri," kata Anwar.

Sementara itu, terkait dengan solusi dalam mengatasi kekurangan pendamping desa, Anwar mengatakan, pihaknya tengah mencoba dengan menempuh program kader pemberdayaan masyarakat desa.

"Kader-kader ini yang secara inisiatif ditumbuhkan oleh masyarakat desa, bisa saja ke depan salah satunya bisa diambil (gaji) dari insentif dana desa tetapi ini masih sedang kita godok," sebut dia.

Kompas TV Seorang nenek warga Desa Cirejag, Kecamatan Jatisari, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, bertahun-tahun tinggal di sebuah gubuk bekas pos ronda.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Lowongan Kerja PT Honda Prospect Motor untuk S1, Ini Persyaratannya

Whats New
Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Analisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km Per Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com