Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Minta "Merchant" Tak Menerima Bitcoin sebagai Alat Pembayaran

Kompas.com - 06/12/2017, 13:02 WIB
Sakina Rakhma Diah Setiawan

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Nilai mata uang digital bitcoin sepanjang tahun ini telah meningkat lebih dari 1.000 persen. Awal pekan ini, nilai bitcoin sudah mencapai 12.000 dollar AS atau setara sekitar Rp 162 juta.

Namun, banyak bank sentral memandang bahwa mata uang digital bukan alat pembayaran yang sah di negara. Hal ini pun telah ditegaskan Bank Indonesia (BI).

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara menyatakan, mata uang digital saat ini memang berkembang. Tidak hanya bitcoin, mata uang digital lain juga mengalami peningkatan nilai secara signifikan.

Namun, bank sentral di dunia ini juga tengah mempelajari mata uang digital. Akan tetapi, sikap BI sebagai otoritas moneter dan sistem pembayaran terkait mata uang digital adalah tidak diakui sebagai alat pembayaran yang sah.

"Tentu yang di luar yang diakui bank sentral tidak diakui sebagai sistem pembayaran," kata Mirza dalam diskusi bertajuk "Transaksi Zaman Now, Bye Bye Tunai" di Jakarta, Rabu (6/12/2017).

Mirza menegaskan, bitcoin saat ini tidak diakui BI sebagai alat pembayaran di Indonesia. Oleh karena itu, masyarakat dan pedagang atau merchant diminta tidak menerima bitcoin sebagai alat pembayaran.

"Sebaiknya, merchant tidak menerima bitcoin sebagai alat pembayaran," ujar Mirza.

Mirza menyatakan, karena bitcoin dan mata uang digital lainnya tidak diakui sebagai alat pembayaran yang sah oleh BI, BI tidak bertanggung jawab atas segala risiko yang dialami konsumen atau merchant terkait transaksi dengan mata uang digital.

"Bitcoin tidak diakui sebagai alat pembayaran sehingga merchant tidak boleh menerima bitcoin sebagai alat pembayaran," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyelundupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com