Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bambang P Jatmiko
Editor

Penikmat isu-isu ekonomi

Butuh Cara "Gila" untuk Selesaikan Berbagai Masalah di Indonesia

Kompas.com - 12/12/2017, 09:23 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorAmir Sodikin

Atas kondisi itu, cara-cara "out of the box" pun ditempuh untuk mengambil alih 51 persen saham perusahaan tambang emas tersebut agar porsi kepemilikan Indonesia menjadi mayoritas.

Menteri BUMN Rini Soemarno memilih membentuk holding perusahaan tambang dengan Inalum sebagai induknya. Perusahaan pengolah aluminium tersebut membawahi tiga BUMN yakni PT Aneka Tambang Tbk, PT Bukit Asam Tbk dan PT Timah Tbk.

Jika digabung, ekuitas dari perusahaan-perusahaan yang tergabung dalam holding BUMN tambang itu mencapai Rp 65 triliun. Dan, ekuitas itu bisa di-leverage melalui pinjaman hingga mencapai dua kali lipat, atau sekitar Rp 120 triliun.

Dana sebesar itu akan sangat memungkinkan bagi holding tambang BUMN mencaplok 51 persen saham Freeport Indonesia.

Cara-cara yang "tidak normal" seperti membentuk holding tambang BUMN memang kemudian mendapatkan sorotan.

Perubahan status perusahaan BUMN yang kemudian menjadi anak usaha BUMN, memunculkan kekhawatiran mengenai rentannya perusahaan-perusahaan tersebut dijual kepada pihak lain.

Padahal, tujuan utama dari pembentukan holding tersebut adalah ingin mencaplok perusahaan lain, yakni Freeport Indonesia, dan bukan menjual aset yang sudah ada.

Disrupsi dan inovasi

Ya, Indonesia butuh langkah-langkah yang disruptif untuk menjawab berbagai persoalan yang selama ini tak terselesaikan dengan cara-cara biasa.

Dalam bukunya Disruption" (2017) pakar manajemen Rhenald Kasali mengatakan bahwa disrupsi menjadi sesuatu yang tak terelakkan. Sebagai sebuah inovasi, disrupsi dibutuhkan untuk menggantikan seluruh sistem yang usang dengan sistem yang benar-benar baru, agar lebih efisien dan bermanfaat.

Pada ranah kebijakan, inovasi diperlukan untuk menyelesaikan berbagai masalah yang tak terselesaikan sebelumnya.

Penenggelaman kapal asing pencuri ikanDok KKP Penenggelaman kapal asing pencuri ikan

Penenggelaman kapal asing, membangun infrastruktur besar-besaran, hingga pembentukan holding tambang BUMN untuk mencaplok Freeport adalah langkah-langkah "radikal" untuk menyelesaikan persoalan yang tidak bisa diselesaikan dengan cara-cara lama.

Memang ada yang dikorbankan, muncul ketidakpuasan serta kekhawatiran atas perubahan yang terjadi. Namun begitulah sebuah keniscayaan dari perubahan yang terjadi saat ini.

Harusnya saat ini ada lebih banyak instansi pemerintah yang berani melakukan terobosan-terobosan "gila" untuk mengurai masalah yang ada. Dan bukan hanya berkutat dengan cara-cara yang biasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Whats New
Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Whats New
Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Whats New
PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

Whats New
KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

Whats New
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Whats New
Pengembangan Hub 'Carbon Capture and Storage', Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Pengembangan Hub "Carbon Capture and Storage", Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Whats New
SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

Whats New
Bakal 'Buyback' Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Bakal "Buyback" Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Whats New
Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Whats New
Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Whats New
Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Whats New
Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Whats New
Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com