Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bulog Tetapkan Aturan Main bagi Perusahaan yang Ikut Impor 500.000 Ton Beras

Kompas.com - 17/01/2018, 05:37 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

CIREBON, KOMPAS.com - Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) menetapkan aturan main bagi perusahaan dari negara pengekspor beras ke Indonesia.

Perum Bulog ditunjuk oleh pemerintah untuk melaksanakan impor beras umum sebanyak maksimal 500.000 ton dalam rangka memastikan stok dan stabilitas harga dalam negeri.

"Siapapun boleh daftar untuk ikut lelang sepanjang perusahaan itu memang proper, dan yang boleh ikut lelang adalah asosiasi di negara produsen beras tersebut," kata Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti pada acara Media Gathering 2018 di Hotel Aston Cirebon, Jawa Barat, Selasa (16/1/2018).

Djarot menjelaskan, negara produsen beras yang ditetapkan pemerintah untuk kebijakan impor beras ini adalah Thailand, Vietnam, Myanmar, Pakistan, dan India.

Pihak Perum Bulog juga sudah membuka penawaran melalui website sejak kemarin, dan sampai hari ini mereka masih menunggu pengajuan proposal dari perusahaan anggota asosiasi dari negara-negara tersebut.

"Perusahaan yang berminat harus kirim CV juga. Kalau anggota asosiasi belum tentu diberikan jika mereka tidak berpengalaman ekspor dan tidak menguasai barang," tutur Djarot.

Konsep kebijakan importasi beras untuk 500.000 ton ini adalah business to business (B2B).

Pemerintah bisa juga menempuh skema kerja sama antarnegara atau government to government (G2G), namun cara itu memakan waktu cukup lama. Sementara, Perum Bulog hanya diberi waktu impor beras hingga akhir Februari 2018.

Dengan kata lain, Perum Bulog tidak diizinkan menerima beras impor lagi setelah tenggat waktu yang ditetapkan berakhir.

Hal itu dikarenakan musim puncak panen raya jatuh pada awal Maret, sehingga pemerintah harus menahan beras dari luar dan menyerap produksi beras hasil petani dalam negeri.

"Kami semaksimal mungkin menjaga kemungkinan kebocoran dari perusahaan yang tidak layak, ikut tender," ujar Djarot.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com