Selebihnya, ketika aliran genset sudah dimatikan, lampu pelita berbahan bakar minyak akan menjadi penerangan masyarakat.
Sementara itu, untuk besaran iuran yang dikenakan warga umumnya bervariasi dan tergantung pada kebutuhan.
Untuk keluarga yang dirumahnya memiliki televisi maka dikenakan biaya Rp 40.000 per bulan, sedangkan jika tidak menggunakan televisi atau hanya lampu saja dikenakan iuran Rp 30.000 sampai Rp 35.000 per bulan.
Masriyani (22) salah satu masyarakat setempat mengungkapkan, selama 22 tahun dirinya belum pernah merasakan tersedianya aliran listrik selama 24 jam. Dan baru 10 tahun belakangan baru ada aliran listrik dari genset dan itupun hanya tiga jam menyala.
Kini, Ibu dari dua anak ini menyambut bahagia dengan hadirnya program listrik desa dari pemerintah melalui PT PLN (Persero). "Selama ini belum pernah menikmati listrik 24 jam," kata Masriyani.
Salah satu kebahagiaan Masriyani dengan adanya listrik selama 24 jam penuh adalah bertambahnya waktu belajar bagi kedua anaknya.
"Sekarang anak-anak bisa lebih cerdas lagi, karena belajarnya lebih lama lagi. Terima kasih untuk PLN karena diperhatikan, biar kami jauh tapi diperhatikan pemerintah," jelasnya.
Sejak September 2017 lalu, PT PLN (Persero) menjalankan program listrik desa tiga dusun di Desa Kamiri.
Setelah tiga bulan berjalan, pemasangan jaringan dan instalasi selesai dilakukan. Listrik sudah tersedia di Dusun Kamiri, Rumpia dan Panasa.
Selama pembangunan, PLN bahu-membahu bersama masyarakat membangun jaringan listrik, mulai dari tiang beton, hingga jaringan kabel listrik.
PLN juga melakukan edukasi kepada calon pelanggannya untuk menggunakan kabel listrik sesuai standar keamanan untuk instalasi listrik di dalam rumah.
Berdasarkan data PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Selatan Utara dan Barat (Sulselrabar) sepanjang 2017 telah mengaliri listrik kepada 248 desa.
Pada 2018 ini menargetkan dapat megalirkan listrik ke 500 desa. Hal ini guna mengejar rasio elektrifikasi 100 persen untuk wilayah Sulselrabar di 2021 mendatang.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.