SEMARANG, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) kantor wilayah Jawa Tengah (Jateng) memperingatkan perbankan dan industri keuangan untuk berhati-hati soal kemungkinan beredarnya uang palsu pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2018.
BI minta agar semua lembaga keuangan untuk waspada. Hal itu disampaikan Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jawa Tengah Hamid Ponco Wibowo di Semarang, Jumat (19/1/2018).
Ponco mengatakan, penemuan yang palsu sepanjang 2017 memang lebih rendah dibanding tahun 2016. Pada 2017, temuan uang palsu sebanyak 21.628 lembar.
Penemuan tersebut lebih banyak berasal dari klarifikasi dari perbankan ke Bank Indonesia sebesar 95,24 persen.
Baca juga : Peredaran Uang Palsu Menurun di 2017
"Hal tersebut mengindikasikan bahwa pegawai perbankan dan masyarakat mengenali ciri keaslian uang," kata Ponco.
Ponco juga mengingatkan untuk perbankan waspada di tahun politik. Sebab, Jateng akan menggelar Pilkada bersamaan dengan 7 kabupaten dan kota. Oleh karenaya, BI memprediksi akan terjadi peningkatan pada jumlah penukaran atau pencairan uang.
"Masyarakat maupun lembaga keuangan kami himbau untuk mewaspadai orang tak bertanggung jawab memanfaatkan momen ini dengan menyelipkan uang palsu," tambahnya.
Meski diprediksi penukaran meningkat, BI memprediksi kenaikan tidak terlalu signifikan seperti haknya Hari Raya Idul Fitri maupun hari besar keagamaan lain.
Baca juga : Banyak Kasus Terungkap, Jumlah Temuan Uang Palsu Menurun
"Paling-paling cuma penukaran atau pencairan uang aja, dari Rp 20.000 dan Rp 50.000," tambahnya.
Pilkada serentak di Jateng sendiri diikuti 24 pasangan calon. Sebanyak dua pasang calon di tingkat provinsi dan 22 pasang calon di kabupaten dan kota di Jawa Tengah.