Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asian Agri Investasi 120 Juta Dollar AS Bangun 20 PLTBg

Kompas.com - 24/01/2018, 15:27 WIB
Aprillia Ika

Penulis

TUNGKAL ULU, KOMPAS.com - Asian Agri, perusahaan pengolahan kelapa sawit, menargetkan membangun 20 Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) hingga 2020.

Proyek ini sudah dimulai sejak 2015 dan sudah terbangun enam PLTBg di wilayah Sumatera hingga 2017.  Pembangunannya sepenuhnya menggunakan dana perusahaan. 

Di 2018, Asian Agri menargetkan menyelesaikan 10 PLTBg di setiap pabrik pengolahan minyak sawit mentah (CPO). Pendanaan pembangunan masih sepenuhnya dari dana perusahaan. 

Mengawali 2018, PLTBg ketujuh dibangun di pabrik PT Inti Indosawit Subur di Tungkal Ulu, Jambi. Peresmian PLTBg ini dilakukan oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan dan Gubernur Jambi Zumi Zola pada Rabu (24/1/2018).

Baca juga : Menteri ESDM Resmikan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas di Tungkal Ulu

Head of Mill Asian Agri, James Sembiring mengatakan, total biaya pembangunan atau investasi satu PLTBg sebesar 6 juta dollar AS atau sekitar Rp 80 miliar.

Dengan demikian berdasarkan hitungan kasar Kompas.com, total biaya membangun 20 PLTBg tersebut mencapai 120 juta dollar AS atau sekitar Rp 1.600 miliar. 

"Investasi sebanyak Rp 80 miliar rupiah tersebut paling banyak untuk instalasi biogas. Satu PLTBg terdiri dari instalasi dan engine (mesin)," kata James.

Dia mengatakan, nilai investasi juga mencakup sinkronisasi jaringan listrik ke PT PLN dengan titik transaksi sekitar 2 kilometer.

Baca juga : Asian Agri Manfaatkan Limbah Industri Sawit Jadi Biogas untuk PLTBG

"Dari kapasitas terpasang 2,2 mega watt kami hanya pakai separuhnya. Sekitar 1,5 mega watt akan kami alirkan ke masyarakat melalui PLN," kata James yang enggan membeberkan skema kerja sama antara Asian Agri dengan PLN.

Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) oleh Asian Agri di 20 titik di Sumatera hingga 2020. KOMPAS.com/APRILLIA IKA Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas (PLTBg) oleh Asian Agri di 20 titik di Sumatera hingga 2020.

Ajang Pembuktian

Head if Operation Asian Agri Bukit Sanjaya sebelumnya dalam pidato sambutan peresmian PLTBg Tungkal Ulu Jambi ini mengatakan bahwa pembangunan PLTBg ini merupakan ajang pembuktian perusahaan menuju industri sawit berkelanjutan kepada banyak pihak.

Menurut dia, praktik berkelanjutan sendiri merupakan bagian tidak terpisahkan dari Asian Agri dala. Operasionalnya.

Sebab, sawit saat ini jadi primadona dan komoditas unggulan Indonesia. Namun industri sawit selalu terkena isu negatif sebagai penyebab pemanasan global dan deforestasi.

"Itu karena minimnya pengolahan limbah kelapa sawit. Untuk berkelanjutan Asian Agri mengolah limbah cairnya jadi energi listrik," kata dia.

Program zero waste management ini dilakukan sejak 2015.

Baca juga : Asian Agri Targetkan Pembangunan 20 Pabrik Biogas Hingga 2020

"PLTBg Tungkal Ulu merupakan yang kedua kami bangun di Jambi. Sehingga kami sudah membangun 7 PLTBg di Sumatera," lanjut dia.

Bukit Sanjaya berharap program yang dilakukan Asian Agri jni jadi percontohan penerapan energi baru dan terbarukan (EBT) mandiri bagi pemerintah dan perusahaan lain.

Dengan demikian target bauran energi sebesar 23 persen sesuai agenda Ketahanan Energi Nasional (KEN) juga bisa tercapai melaui kontribusi ini.

Kompas TV Di saat harga minyak mentah dunia menunjukkan tren kenaikan harga minyak sawit justru bergerak turun.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Minta Omnibus Law Dicabut, KSPI Sebut 50.000 Buruh Akan Kepung Istana

Whats New
Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Bersih BSI Naik 17 Persen Jadi Rp 1,71 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
Pertumbuhan Upah Lambat, 29 Persen Pekerja AS Kesulitan Memenuhi Kebutuhan

Pertumbuhan Upah Lambat, 29 Persen Pekerja AS Kesulitan Memenuhi Kebutuhan

Whats New
Strategi BNI di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi

Strategi BNI di Tengah Tren Kenaikan Suku Bunga dan Inflasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com