Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Diabaikan, Aset Tambang Bernilai Ratusan Miliar Rupiah Terbengkalai

Kompas.com - 06/02/2018, 22:00 WIB
Heru Dahnur

Penulis

PANGKAL PINANG, KOMPAS.com - Aset tambang milik PT Koba Tin di Bangka Tengah, Kepulauan Bangka Belitung, terbengkalai karena tidak ada kepastian pengelolaan.

Ketua DPRD Kepulauan Bangka Belitung, Didit Srigusjaya mengatakan, pemerintah daerah belum mengambil tindakan karena harus menunggu petunjukpelaksana dari Kementerian Energi Sumberdaya dan Mineral (ESDM).

“Setelah perusahaan tidak lagi beroperasi, maka statusnya Wilayah Pertambangan Negara. Kami berharap mereka (ESDM) segera memberi kejelasan,” kata Didit saat berbincang dengan Kompas.com, Senin (5/2/2018).

Didit mengungkapkan, saat ini daerah seperti berada di wilayah abu-abu. Di satu sisi tidak bisa mengambil keputusan, sementara di sisi lain didorong untuk melakukan pengelolaan terhadap aset yang terbengkalai.

Baca juga : Ditopang Sektor Tambang dan Konsumer, IHSG Lanjutkan Penguatan

“Selama proses di pusat ini, kami bahkan menerima laporan banyak penyerobotan lahan dan pencurian. Ini sangat disayangkan,” ujarnya.

Tokoh Masyarakat Bangka Tengah, Patrianusa menyebutkan jika aset yang terbengkalai meliputi bangunan pabrik, perumahan karyawan, kendaraan, kapal keruk hingga lahan bekas tambang seluas 44.000 hektar. Diperkirakan nilai semua aset tersebut mencapai ratusan miliar rupiah.

“Jika sudah dikelola apakah itu dilelang, maka utang pesangon karyawan dan tagihan mitra perusahaan harus segera dilunasi,” bebernya.

Menurut Patrianusa, pengelolaan lahan maupun aset mendesak dilakukan demi menghindari munculnya konflik kepentingan di kalangan masyarakat.

“Kami mendorong pemerintah daerah agar lebih gencar mengurus persoalan ini,” papar mantan wakil bupati Bangka Tengah itu.

PT Koba Tin yang sempat berganti investor dari Australia ke Malaysia berhenti beroperasi pada tahun 2013.

Seiring berhentinya operasional perusahaan penambangan dan penjualan timah itu, aktivitas perekonomian di Koba, Bangka Tengah langsung anjlok. Kini Koba menjadi daerah yang sepi, dengan banyak lahan terbuka bekas galian tambang.

Kompas TV PT Freeport Indonesia akhirnya kembali mengantongi izin perpanjangan ekspor konsentrat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com