Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecelakaan di Tanjakan Emen, YLKI Minta Kemenhub Audit Semua PO Bus

Kompas.com - 12/02/2018, 11:20 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai Kementerian Perhubungan perlu mengaudit ulang standar kelaikan semua perusahaan otobus atau PO bus, menyusul kecelakaan bus pariwisata di Tanjakan Emen, Subang, Jawa Barat, Sabtu (10/2/2018) lalu.

Audit dibutuhkan lantaran ada keraguan terhadap praktik uji KIR yang selama ini dianggap sebagai formalitas belaka.

"Tragedi ini harus menjadi momen untuk mengaudit total semua PO bus terkait kelaikan teknis pada armadanya. Mengingat kecelakaan masal selalu dipicu oleh hal-hal teknis seperti rem blong," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi melalui keterangan tertulis kepada Kompas.com, Senin (12/2/2018).

Menurut Tulus, ada yang salah dengan mekanisme uji KIR yang dilaksanakan selama ini. Terlebih, ketika didapati fakta bahwa bus yang mengalami kecelakaan baru beberapa bulan lalu menjalani uji KIR tetapi ada dugaan dari pihak kepolisian bahwa kecelakaan disebabkan rem blong.

Baca juga : Kemenhub: Bus yang Alami Kecelakaan Tanjakan Emen Laik Operasi

"Hal ini membuktikan bahwa uji KIR yang selama ini dilakukan tidak efektif untuk mengontrol kelaikan dari kendaraan. Bahkan uji KIR lebih sering formalitas dan lahan pungli belaka," tutur Tulus.

Dia juga menyarankan agar Kemenhub mengevaluasi total praktik uji KIR di lapangan. Juga diminta opsi untuk pelaksanaan uji KIR kepada bengkel-bengkel swasta yang bersertifikat di luar bengkel yang sudah ada selama ini.

Dari kecelakaan tersebut, 27 penumpang meninggal dunia dan belasan orang lainnya mengalami luka-luka. Mereka yang meninggal telah dimakamkan secara massal dan yang terluka masih menjalani perawatan di rumah sakit.

Kompas TV Setelah itu, Airin masuk ke dalam ruangan rumah sakit. 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Pendiri Jadi Tersangka Dugaan Korupsi PT Timah, Sriwijaya Air Buka Suara

Pendiri Jadi Tersangka Dugaan Korupsi PT Timah, Sriwijaya Air Buka Suara

Whats New
Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Mengenal Mata Uang Kanada, Salah Satu yang Paling Stabil di Dunia

Whats New
Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Inggris Dukung dan Berbagi Pengalaman untuk Keanggotaan Indonesia di CPTPP

Whats New
Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Menaker: Serikat Pekerja Nuntut Kenaikan Upah, Kami Tuntut Kenaikan Kompetensi

Whats New
Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Bea Cukai, Dulu Tenar Jadi Sarang Pungli, Sempat Dibekukan Soeharto

Whats New
Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Emiten GPS PT Sumber Makmur Sasar Pasar Pembayaran Tol Tanpa Setop MLFF di RI

Whats New
Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Ini Alasan Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Mata Uang Denmark, Pakai Euro atau Krone?

Whats New
Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Menaker: Kami Tolak Upah Murah dan PHK Sepihak

Whats New
Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Walau Pendapatan Turun, PT Timah Bukukan Kenaikan Laba Per Kuartal I 2024

Whats New
OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Dananta Kabupaten Kudus

Whats New
Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Di Perda Klungkung, Justru Bukan Warung Madura yang Dilarang Buka 24 Jam, tapi Ritel Modern

Whats New
Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Harga BBM Vivo dan BP Kompak Naik Per 1 Mei 2024, Cek Rinciannya!

Whats New
Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Gerakan Serikat Buruh Minta Prabowo Cabut UU Cipta Kerja, Ini Alasannya

Whats New
Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Emiten Menara Telko Tower Bersama Catatkan Pendapatan Rp 1,7 Triliun Per Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com