Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub: Penyelesaian Proyek DDT Manggarai-Cikarang Bisa Dipercepat

Kompas.com - 18/02/2018, 19:29 WIB
Achmad Fauzi,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terus berusaha mempercepat target pembangunan jalur kereta api dwiganda atau double-double track (DDT) Manggarai-Cikarang. Pembangunan DDT ini ditargetkan selesai pada 2020. 

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, harusnya target penyelesaiannya proyek DDT pada 2022. Akan tetapi, pihaknya akan berupaya keras untuk mempercepat pembangunan proyek dan optimis penyelesaian proyek pada 2020.

"Ultimate (proyek DDT selesai) terjadi 2022, tetapi mungkin kita upayakan lebih maju apakah 2020 atau 2021. Kami akan lihat, yang paling susah itu yang berkaitan dengan time management," kata dia saat ditemui di Stasiun Cakung, Jakarta, Minggu (18/2/2018). 

Untuk mempercepat target tersebut, Budi Karya mengaku telah menyiapkan berbagai upaya. Salah satunya yakni, berkoordinasi dengan PT KAI Commuter Indonesia (KCI) terkait pengaturan masa jeda antar kereta (windows time).

Dalam hal ini, Budi Karya meminta kepada KCI untuk membuat windows time lebih lama. Sebab, dengan adanya windows time lebih lama, maka proses kontruksi proyek DDT bisa lebih cepat. "Saya pikir Windows time akan lebih baik menjadi 3 jam atau 4 jam," tutur dia. 

Hingga saat ini, progres pembangunan DDT Manggarai-Jatinegara (Paket A) telah mencapai 52,85 persen. Kemudian, pembangunan jalur KRL layang (elevated) antara Manggarai-Jatinegara mencapai 70 persen. Sementara, untuk jalur ?Bekasi-Cikarang pengerjaan jalur DDT telah selesai pada Agustus 2017. 

Meski demikian, tambah Budi Karya, pada 2019 jalur DDT akan tersambung dari Manggarai hingga Kranji, Bekasi. 

"Jadi penyelesaiannya itu bertahap. Tahun 2019 itu DDT selesai sampai Kranji," pungkas dia. 

Pembangunan proyek DDT Manggarai-Cikarang ini dikerjakan sepajang 30 kilometer mulai dari Stasiun Manggarai melewati Stasiun Jatinegara, Berkasi, Cibitung, dan stasiun akhir Cikarang. Pembangunan dimulai sejak tahun 2013.

Pengerjaan proyek ini dibagi menjadi tiga paket, yakni paket A, B1, B21. Untuk paket A pengerjaannya dari Manggarai-Jatinegara dengan biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 2,4 triliun-Rp 2,5 triliun.

Paket A ini dibiayai oleh APBN lewat Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara.

Kemudian paket B1 itu antara Bekasi-Cikarang dengan nilai proyek sebear Rp 2,6 triliun-Rp 3 triliun. Paket ini dibiayai oleh pinjaman luar negeri tadi dari Jepang. 

Sementara untuk Paket B21 Jatinegara-Bekasi nilainya Rp 1 triliun yang dibiayai oleh APBN.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Sudah Bisa Dibeli, Ini Besaran Kupon Sukuk Tabungan ST012

Whats New
Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Revisi Target Penyaluran Kredit, BTN Antisipasi Era Suku Bunga Tinggi

Whats New
Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Mampukah IHSG Bangkit Hari Ini ? Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Kekhawatiran Inflasi Mencuat, Wall Street Berakhir di Zona Merah

Whats New
Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Ada Hujan Lebat, Kecepatan Whoosh Turun hingga 40 Km/Jam, Perjalanan Terlambat

Whats New
BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

BTN Buka Kemungkinan Lebarkan Bisnis ke Timor Leste

Whats New
[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

[POPULER MONEY] Respons Bulog soal Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun | Iuran Pariwisata Bisa Bikin Tiket Pesawat Makin Mahal

Whats New
KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

KCIC Minta Maaf Jadwal Whoosh Terlambat Gara-gara Hujan Lebat

Whats New
Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Cara Pinjam Uang di Rp 5 Juta di Pegadaian, Bunga, dan Syaratnya

Earn Smart
Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Kemenkeu Akui Pelemahan Rupiah dan Kenaikan Imbal Hasil Berdampak ke Beban Utang Pemerintah

Whats New
Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Prudential Laporkan Premi Baru Tumbuh 15 Persen pada 2023

Whats New
Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Bulog Siap Pasok Kebutuhan Pangan di IKN

Whats New
Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Pintu Perkuat Ekosistem Ethereum di Infonesia

Whats New
BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com