Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemenkeu Jelaskan Proses Revisi Pajak untuk Mobil Sedan

Kompas.com - 20/02/2018, 19:53 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pihak Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan tengah membahas revisi pajak mobil jenis sedan yang sebelumnya diusulkan oleh Kementerian Perindustrian.

Kemenperin minta pajak mobil sedan direvisi karena jenis kendaraan itu masuk kategori barang mewah yang berarti dikenakan pajak tinggi hingga memengaruhi penurunan angka penjualannya beberapa waktu belakangan ini.

"Sebenarnya (revisi pajak) ini tidak lepas dari strategi besar yang mau kami dorong, yaitu Indonesia butuh kendaraan bermotor seperti apa?" kata Kepala BKF Suahasil Nazara saat ditemui di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Selasa (20/2/2018).

Suahasil menuturkan, kajian yang mereka lakukan tidak berfokus pada masalah pajak semata, melainkan dibahas secara menyeluruh mencakup semua hal yang nantinya berkaitan dengan industri otomotif Indonesia pada umumnya.

Dia menyebut, pemerintah juga akan melihat jenis kendaraan roda empat seperti apakah yang lebih dibutuhkan masyarakat.

"Apakah kita inginnya incompletely knock down (IKD) atau completely knock down (CKD), itu nanti disesuaikan dan disinkronkan dengan tarifnya," tutur Suahasil.

IKD dan CKD merupakan skema impor dalam industri otomotif, yang di dalamnya diatur tentang penggunaan produk atau konten lokal dengan porsinya masing-masing. Dari dua skema itu, nantinya hitungan pengenaan pajaknya juga bisa berbeda.

Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto pada Kamis (8/2/2018) lalu menyampaikan, revisi pajak mobil sedan dibutuhkan karena produsen otomotif dalam negeri tak berminat memproduksi sedan. Hal yang membuat mereka enggan memproduksi sedan karena ada pengenaan PPnBM.

Selain itu, kategori mobil sedan sebagai barang mewah juga membuat harga sedan yang diproduksi di Indonesia kalah saing dengan mobil sedan yang diproduksi di negara lain, salah satunya dari Thailand.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat, jumlah penjualan mobil sepanjang tahun 2017 mencapai 1.079.534 unit atau tumbuh tipis 1,6 persen dibanding tahun 2016.

Dari total penjualan itu, mobil jenis multi purpose vehicle atau MPV adalah yang paling laris, dengan angka penjualan 596.893 unit atau 55,3 persen dari total penjualan tahun 2017.

Sementara itu, jumlah mobil sedan yang terjual hanya 9.139 unit, di mana tahun 2016 jumlah penjualan mobil sedan masih di angka 13.832 unit. Sehingga, penjualan mobil sedan tahun 2017 menurun 34 persen dibanding tahun 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com