Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Mengelola Investasi Reksa Dana dengan Prinsip 10–20–30–40

Kompas.com - 26/02/2018, 08:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

KOMPAS.com - Berinvestasi ke beberapa jenis reksa dana yang berbeda merupakan salah satu upaya untuk diversifikasi (membagi) risiko. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana pembagian ke masing-masing jenis reksa dana?

Dalam bahasa keuangan, investasi ke beberapa jenis reksa dana juga dikenal juga dengan istilah Aset Alokasi (Asset Allocation). Secara umum ada 4 jenis reksa dana yaitu pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham.

Aset alokasi adalah suatu strategi investasi yang membagi keranjang investasi reksa dana ke beberapa jenis yang berbeda. Dasar pembagian bisa berdasarkan tujuan keuangan, kondisi keuangan, dan atau profil risiko.

Dalam artikel sebelumnya, saya pernah membahas prinsip 10–20–30–40 yang digunakan dalam pengelolaan penghasilan. (Baca: Mengelola Penghasilan dengan Prinsip 10-20-30-40)

Dengan sedikit modifikasi, prinsip ini juga dapat digunakan dalam melakukan aset alokasi di reksa dana.

Secara sederhana, apabila investor memiliki dana Rp 100 juta, maka dana tersebut dibagi ke 4 jenis reksa dana dengan menyesuaikan profil risikonya. Mengapa harus membeli semua jenis reksa dana? Mengapa tidak berinvestasi pada reksa dana yang sesuai profil risikonya saja?

Secara teori, untuk investor agresif jenis reksa dana yang paling direkomendasikan adalah jenis reksa dana saham, untuk profil moderat adalah jenis reksa dana campuran dan jenis konservatif adalah reksa dana pendapatan tetap.

Pemilihan reksa dana sesuai dengan profil risiko memang tidak salah. Namun dari pengamatan kinerja reksa dana selama 15 tahun terakhir dari 2002 – 2017, terdapat periode saat kinerja reksa dana dalam jangka panjang tidak selalu sesuai dengan harapan.

Historis Kinerja Reksa Dana Periode 2002 - 2017- Historis Kinerja Reksa Dana Periode 2002 - 2017
Secara umum memang rata-rata reksa dana saham lebih tinggi dibandingkan jenis reksa dana lain, namun ada tahun-tahun saat kinerja reksa dana saham lebih rendah.

Sebagai contoh, reksa dana campuran pernah menjadi jawara pada tahun 2002 dan 2016. Reksa dana pendapatan tetap pernah menjadi jawara pada 2008 dan 2011. Bahkan jenis reksa dana pasar uang pernah menjadi jawara pada tahun 2015.

Dengan kata lain dari data 15 tahun, 5 tahun di antaranya kinerja reksa dana saham kalah dibandingkan reksa dana yang lebih konservatif. Hal ini tidak terjadi pada tahun krisis seperti 2008 saja, tetapi juga pada tahun saat kinerja saham positif seperti 2016.

Jika diperhatikan, reksa dana pendapatan tetap yang dikatakan konservatif sekalipun pernah mengalami kerugian yang bahkan lebih besar dibandingkan jenis saham seperti pada tahun 2005 dan 2013.

Dengan membagi keranjang investasi ke dalam beberapa jenis reksa dana sekaligus, investor tetap memiliki portofolio yang dominan pada reksa dana sesuai profil risiko namun pada saat yang sama juga memiliki alokasi pada reksa dana lain dengan bobot yang lebih kecil.

Dengan demikian, ketika kinerja reksa dana utamanya tidak sesuai harapan, jenis reksa dana lain diharapkan dapat menutupi kekurangan tersebut.

Berdasarkan profil risiko secara umum yaitu Konservatif, Moderat dan Agresif dan Prinsip 10 – 20 – 30 – 40, pembagiannya dapat dilakukan sebagai berikut:

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com