Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub Sebut Moratorium Perekrutan Pengemudi Taksi Online Sebulan

Kompas.com - 14/03/2018, 17:01 WIB
Yoga Hastyadi Widiartanto,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, moratorium atau penghentian sementara perekrutan pengemudi taksi online kemungkinan berlaku satu bulan saja.

"Kami harap ini dalam sebulan (moratorium berakhir). Kami lakukan pembatasan ini bukan melukai hati calon driver," jelasnya saat ditemui di Rapat Koordinasi Nasional Perhubungan Darat, di Hotel Bidakara, Rabu (14/3/2018).

Moratorium perekrutan pengemudi taksi online juga dilakukan demi menjaga kestabilan pendapatan masing-masing pengemudi.

Pasalnya, jika jumlah pengemudi taksi online di suatu daerah terlalu banyak, maka pendapatan masing-masing pengemudi bisa berkurang.

Baca juga: Menhub: Ada Moratorium, Sopir Taksi Online Justru Dapat Banyak Pesanan

Menurut Budi Karya, penurunan pendapatan seperti itu bahkan sudah terjadi di sejumlah daerah, sehingga keputusannya diterima tanpa keberatan.

"Marilah kita berpikir positif. Banyak sekali driver itu yang pendapatannya kurang, bukankah aplikator melalui online ini untuk memberikan penghidupan yang baik," ujarnya.

Dia menambahkan, moratorium dilaksanakan sambil menunggu selesainya revisi dashboard pengawas taksi online yang sedang digarap oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo).

Adapun revisi tersebut berupa penambahan fitur yang menunjukkan informasi akun dan nama pengemudi taksi online secara real time.

Moratorium perekrutan pengemudi taksi online sendiri dimulai sejak 12 Maret 2018 lalu. Bila sesuai dengan harapan Budi Karya, bisa diperkirakan bahwa para penyedia taksi online seperti Grab, Go-Car, dan Uber bisa kembali merekrut pengemudi pada 12 April mendatang.

Kompas TV Pemerintah melarang perusahaan taksi online merekrut sopir taksi online baru karena telah melebihi kuota yang ada.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Wall Street Menghijau, Saham Tesla Melesat 15 Persen

Whats New
Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus 'OutSourcing'

Hari Buruh 2024, KSPI: Cabut Omnibus Law Cipta Kerja, Hapus "OutSourcing"

Whats New
[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

[POPULER MONEY] Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998 | Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Whats New
Petugas KCIC Kembalikan Barang Penumpang Whoosh yang Tertinggal, Berisi Uang Rp 50 Juta

Petugas KCIC Kembalikan Barang Penumpang Whoosh yang Tertinggal, Berisi Uang Rp 50 Juta

Whats New
AdaKami Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Perbankan jadi 'Lender Institusional'

AdaKami Buka Kemungkinan Kerja Sama dengan Perbankan jadi "Lender Institusional"

Whats New
Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Investasi Apple di Indonesia Capai Rp 1,6 Triliun, Bahlil: Belum Ada Komunikasi ke Kami

Whats New
Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com