Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Era Digital, Pemerintah Tetapkan 5 Sektor Industri Prioritas

Kompas.com - 23/03/2018, 10:00 WIB
Pramdia Arhando Julianto,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Guna menghadapi era digital saat ini, Kementerian Perindustrian telah menyusun roadmap (peta jalan) Industri 4.0 dengan menetapkan lima sektor manufaktur yang akan menjadi percontohan dan prioritas dalam pengembangannya.

Hal ini selaras dengan Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional (RIPIN) yang diatur dalam Peraturan Pemerintah No.14 Tahun 2015. Kelima sektor tersebut adalah industri makanan dan minuman, otomotif, elektronika, tekstil, dan kimia.

"Jadi lima sektor industri ini yang akan fokus dikembangkan oleh pemerintah dalam menghadapi era digital yang perkembangannya sangat cepat," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin Ngakan Timur Antara melalui keterangan resmi, Jumat (23/2/2018).

Baca juga : Industri Makanan Minuman Jadi Contoh Implementasi Era Industri Baru

Ngakan menjelaskan, kelima sektor industri yang diunggulkan untuk memasuki Industri 4.0 tersebut, selama ini berkontribusi besar terhadap perekonomian nasional.

Misalnya, industri makanan dan minuman yang memiliki pangsa pasar dengan pertumbuhan mencapai 9,23 persen pada tahun 2017. Selain itu, menjadi penyumbang terbesar dalam produk domestik bruto (PDB) industri nonmigas hingga 34,33 persen tahun 2017.

“Peranan industri makanan dan minuman juga tampak dari sumbangan nilai ekspor produknya, termasuk minyak kelapa sawit yang mencapai 31,7 miliar dollar AS pada tahun 2017 dan mengalami neraca perdagangan surplus bila dibandingkan dengan nilai impornya sebesar 9,6 miliar dollar AS," papar Ngakan.

Baca juga : Gapmmi Dukung Industri Makanan Minuman Terapkan Era Industri Baru

Guna mempercepat pertumbuhan kelima sektor industri tersebut, lanjutnya, berbagai teknologi pendukung Industri 4.0 seperti Internet of Things (IoT), advance robotic, artificial intelligence, dan additive manufacturing akan diimplementasikan.

"Tujuannya adalah untuk mencapai peningkatan produktivitas dan efisiensi yang tinggi serta kualitas produk yang lebih baik melalui pemanfaatan teknologi terkini secara optimal," tambahnya.

Bahkan, menurut Ngakan, upaya tersebut dilakukan guna menangkap peluang pembangunan ekonomi digital di Indonesia yang besar, seperti pada tahun 2030 jumlah penduduk usia produktif akan mencapai di atas 60 persen, internet telah menjangkau lebih dari setengah populasi Indonesia.

Baca juga : Antisipasi Revolusi Industri 4.0, Pemerintah Benahi Pendidikan Vokasi

Kemudian, peningkatan jumlah kelas menengah diperkirakan mencapai 135 juta orang, dan peningkatan permintaan produk digital.

“Tentunya hal ini dapat dicapai apabila semua komponen bangsa bekerja sama untuk membangun industri yang kuat, berdaya saing, berkelanjutan dan inklusif," tegas Ngakan.

Kompas TV Selain dipasarkan melalui toko, penjualan juga dilakukan dengan sistem online.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com