Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS EKONOMI

Produksi Gas Saka Energi di Amerika Meroket

Kompas.com - 27/03/2018, 17:53 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

KOMPAS.com - PT Saka Energi Indonesia, anak usaha PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk atau PGN, terus menunjukkan kinerja positif di tengah gairah industri minyak dan gas bumi (migas) yang lesu.

Salah satunya terlihat dari peningkatan produksi gas blok Fasken yang terletak di Webb County, Texas bagian Selatan, Amerika Serikat. Dari blok migas pertama di luar negeri yang dikelola, Saka Energi berhasil meningkatkan produksi nyaris dua kali lipat dari saat pertama kali perusahaan memperoleh hak partisipasi di blok tersebut pada 2014 silam.

"Saat Saka Energi masuk ke Fasken pada Juli 2014 lalu, produksi gas lapangan itu hanya 30 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Kemudian di awal 2018, jumlah produksinya sudah lebih dari 200 MMSCFD. Terjadi kenaikan sebesar 566,66 persen dalam empat tahun kami beroperasi di sana," kata Direktur Utama Saka Energi, Tumbur Parlindungan, Selasa (27/3/2018).

Meningkatnya jumlah produksi gas tersebut sejalan dengan kegiatan eksplorasi sumur baru yang terus dilakukan Saka Energi di blok Fasken bersama mitranya Swift Energi. Tahun ini, Tumbur harusnya menyebut setidaknya ada 12 sumur yang akan di bor di Fasken dengan harapan bisa meningkatkan produksi shale gas sebesar 10 persen sampai akhir 2018 nanti.

Pionir dari Indonesia

Lapangan Fasken diperkirakan memilikan kandungan shale gas sekitar 1 triliun cubic feet gas (TFC). Infrastruktur pipa gas yang mendukung lapangan ini memiliki kapasitas hingga 250 MMSCFD dan dapat melalui kilang LNG yang ada di Texas.

Sebagai catatan, Saka Energi merupakan perusahaan Indonesia pertama yang memperoleh izin dari pemerintah Amerika Serikat untuk melakukan kegiatan pengeboran ekslorasi sampai produksi di wilayahnya.

Pasalnya, investasi yang dilakukan di blok Fasken merupakan investasi langsung pada lapangan gas dan bukan pembelian sebagian saham Swift Energy. Dengan demikian, Saka Energi terlibat langsung dalam proses shale gas di blok tersebut.

Hal ini sejalan dengan tujuan investasi Saka di blok ini yaitu menguasai teknologi manufacturing process dalam eksploitasi serta menyediakan sumber energi bagi kebutuhan Indonesia ke depan.

"Dengan menjadi perusahaan nasional yang pertama kali melakukan pengeboran sampai produksi di Amerika Serikat, kami sama saja menancapkan bendera Indonesia di industri hulu migas Amerika," kata Tumbur.

(Baca: Temukan Cadangan Minyak Baru, Saka Energy Targetkan Produksi di 2019)

Saka Energi memiliki 10 hak partisipasi di blok migas dalam negeri dan satu di luar negeri. Delapan dari 11 blok tersebut sudah berproduksi yaitu Blok Muara Bakau, Bangkanai, Pangkah, Ketapang, South East Sumatera, Muria, Sanga-Sanga, dan Blok Fasken yang berada di Amerika Serikat.

Sementara tiga blok lainnya belum menghasilkan minyak atau gas karena masih dalam tahap eksplorasi yakni Blok South Sesulu, West Bangkanai, dan Wokam II. Perseroan juga baru saja memenangkan Blok Pekawai dan Blok West Yamdena.

"Sebagai anak usaha PGN, Saka Energi akan terus mengambil inisiatif memperkuat sumber migas bagi ketahanan energi nasional. Dengan strategi investasi yang terukur, disiplin, dan hati-hati, Saka optimistis partisipasi di blok-blok migas ini akan memberikan nilai tambah yang optimal bagi perekonomian Indonesia," ujarnya.
 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com