Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Riwayat Kereta Bandara dan KRL Tangerang-Duri

Kompas.com - 06/04/2018, 07:34 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono silam, terbit Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2011 yang isinya menugaskan PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyelenggarakan prasarana dan sarana untuk kereta Bandara Soekarno-Hatta dan Jalur Lingkar Jabodetabek. Penugasan yang telah berlangsung beberapa tahun lalu baru bisa terwujud, khususnya untuk KA bandara, awal 2018 lalu.

Menurut skenario awal, layanan KA bandara dilakukan dari Stasiun Manggarai dan Stasiun Jakarta Kota. Rencana besar ini kemudian direalisasikan hingga hari ini, meski belum seluruhnya sesuai dengan perkiraan awal, di mana kereta baru berangkat dari Stasiun Sudirman Baru ke Bandara Soekarno-Hatta.

Sementara jalur KRL untuk lintas Tangerang-Duri memang sudah ada sejak lama, sebagai bagian dari layanan KRL Jabodetabek yang belakangan berkembang ke daerah lain seperti Cikarang dan Rangkasbitung. Skema perjalanan KA bandara yang melalui jalur KRL Tangerang-Duri juga sudah didesain sejak lama, dengan rencana total lebih dari 100 perjalanan per harinya.

Baca juga : Kemenhub: Railink Minta Rute Kereta Bandara Diperpanjang hingga Bekasi

Kini, KA bandara hendak ditingkatkan dari sekitar 40 perjalanan per hari menjadi 82. Sebagai konsekuensi dari bertambahnya jadwal KA bandara, perlu penyesuaian pada operasional KRL Tangerang-Duri.

"Jadi, itu sudah direncanakan semua dari lama. KA bandara juga mestinya selesai 2015, tapi terganjal masalah pembebasan lahan, sehingga jadwalnya mundur," kata Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Zulfikri di kantornya, Kamis (5/4/2018) malam.

Wujud penyiapan KA bandara juga tercermin dari Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2017, di mana sudah ada pembagian berapa jumlah perjalanan KRL dan berapa slot perjalanan untuk KA bandara. Pembagian dalam Gapeka diperlukan lantaran KA bandara memakai sebagian jalur yang sama dengan KRL Tangerang-Duri.

Baca juga : KRL Mania: Demi Kereta Bandara, Pemerintah Korbankan Ribuan Penumpang Kereta Komuter

Setelah jadwal perjalanan KA bandara ditambah sesuai dengan Gapeka pada awal April, timbul keluhan dari penumpang KRL. Keluhan dikarenakan headway KRL Tangerang-Duri yang awalnya 15 menit jadi 30 menit, menyebabkan penumpang membludak di stasiun.

Menurut Zulfikri, hal ini sudah diantisipasi dengan mengganti KRL di Tangerang-Duri, dari yang tadinya formasi 8 jadi formasi 12. Meski begitu, penumpang menilai hal itu masih belum efektif karena kenyataannya stasiun pada jam sibuk jadi lebih padat dari sebelumnya.

Menanggapi keluhan tersebut, pihaknya mempersiapkan pembuatan jalur siding agar headway KRL Tangerang-Duri bisa kembali ke 15 menit. Sambil menunggu jalur siding selesai bulan Oktober, Zulfikri mengimbau penumpang menyesuaikan jadwal perjalanannya agar terhindar dari kepadatan di stasiun tertentu.

"Total pergerakan KRL memang berkurang, tetapi kapasitas penumpang bertambah karena pakai kereta formasi 12. Kita juga harus mengubah jadwal pergerakan kita masing-masing," ujar dia.

Kompas TV Kereta bandara tidak beroperasi karena longsor di Perimeter Selatan Bandara Soetta.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com