Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Punya Uang Tak Layak Edar, Begini Cara Menukarnya di Bank Indonesia

Kompas.com - 17/04/2018, 13:33 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebagian masyarakat kerap bingung bagaimana bila mendapatkan uang yang kondisinya sudah tidak layak edar. Untuk mengatasi hal tersebut, Bank Indonesia memberikan panduan penukaran uang tidak layak edar yang dirinci ke dalam beberapa kondisi.

Seperti dilansir dari laman Bank Indonesia, bi.go.id, terdapat tiga kondisi uang tidak layak edar yang dapat diterima oleh pihaknya untuk kemudian ditukar dengan yang baru. Ketiga kondisi yang dimaksud adalah uang lusuh atau cacat, uang yang dicabut dan ditarik dari peredaran, serta uang rusak.

Ketentuan penukaran uang untuk kondisi uang lusuh atau cacat yaitu harus yang dapat dikenali keasliannya. Bank Indonesia akan memberi penggantian sebesar nilai nominal kepada masyarakat yang menukarkan uang dalam kondisi tersebut.

Kemudian terhadap uang yang dicabut atau ditarik dari peredaran, disertakan ketentuan penukaran sebesar nilai nominal sepanjang dapat dikenali keasliannya. Selain itu, uang yang hendak ditukar juga masih berada dalam jangka waktu 10 tahun sejak tanggal pencabutannya.

Baca juga: Krisis Ekonomi Makin Parah, Venezuela Berencana Redenominasi Mata Uang

Sementara terhadap uang rusak, diatur ketentuan yang lebih detil dengan jenis-jenis kerusakan yang umum terjadi. Uang rusak dapat diganti jika dikenali ciri-ciri keasliannya dan memenuhi kriteria penggantian uang rusak.

"Apabila ciri-ciri keasliannya sulit diketahui, penukar wajib mengisi formulir permintaan penelitian uang rusak untuk langkah selanjutnya. Uang rusak yang ciri-ciri keasliannya sulit dikenali dapat dikirimkan dalam kemasan yang layak ke Bank Indonesia," demikian penggalan keterangan tertulis dari Bank Indonesia.

Nantinya, Bank Indonesia akan memberi tahu hasil penelitian yang diajukan oleh penukar dan berapa besar nominal penggantian uang yang rusak. Adapun jenis uang rusak yang dapat diberi penggantian sesuai nilai nominal adalah fisik uang kertas yang sobek lebih besar dari dua per tiga ukuran aslinya dan dapat dikenali ciri-ciri keasliannya.

Selain itu, uang rusak dengan atau tanpa nomor seri yang lengkap dan lebih besar dua per tiga ukuran aslinya serta dapat dikenali ciri-ciri keasliannya. Juga dengan uang rusak yang tidak merupakan suatu kesatuan atau robek terpisah jadi dua bagian dan dapat dikenali ciri-ciri keasliannya.

Sedangkan kondisi uang rusak yang tidak diberi penggantian atau penukaran adalah yang fisiknya kurang dari dua per tiga ukuran aslinya dan uang sobek yang tidak merupakan suatu kesatuan karena berbeda nomor seri.

Sementara uang tidak layak edar karena rusak adalah yang hilang sebagian (di bawah 50 milimeter persegi), berlubang, terdapat coretan, sobek (di bawah 8 milimeter), terdapat selotip (di bawah 225 milimeter persegi), dan uang yang terbakar sebagian.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Setelah Investasi di Indonesia, Microsoft Umumkan Bakal Buka Pusat Data Baru di Thailand

Whats New
Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Emiten Persewaan Forklift SMIL Raup Penjualan Rp 97,5 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

BNI Danai Akusisi PLTB Sidrap Senilai Rp 1,76 Triliun

Whats New
Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Soroti Kinerja Sektor Furnitur, Menperin: Masih di Bawah Target

Whats New
Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Harga Jagung Turun di Sumbawa, Presiden Jokowi: Hilirisasi Jadi Kunci Stabilkan Harga

Whats New
IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com