Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Terkerek Permintaan dari China, Ini Penjelasannya

Kompas.com - 23/04/2018, 13:42 WIB
Bambang P. Jatmiko

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Data perdagangan di Thomson Reuters Eikon menunjukkan impor minyak mentah oleh pembeli utama Asia akan mencapai rekor bulan ini. Sebagian besar di antaranya mengobati rasa haus minyak oleh China.

Pada akhir April 2018, Cina kemungkinan akan membeli lebih dari 9 juta barel per hari (bpd) minyak mentah.

Volume ini hampir 10 persen dari konsumsi global dan lebih dari sepertiga total permintaan Asia. Dengan harga 75 dollar AS per barel, itu berarti biaya bulanan impor minyak oleh China mencapai lebih dari 20 miliar dollar AS.

Ada apa dengan China sehingga haus minyak mentah?

Michal Meidan dari konsultan Aspek Energi berujar bahwa pembeli China kembali menimbun stok setelah kehabisan persediaan akhir tahun lalu. Banyak permintaan baru China juga datang dari munculnya penyuling swasta--yang sering disebut teko--sebagai importir minyak mentah.

"Sejumlah teko baru memulai Crude Distillation Unites (CDUs) sehingga butuh lebih banyak minyak mentah," lanjut Meidan.

Dia juga menambahkan bahwa mungkin juga ada beberapa pembelian oleh Strategic Petroleum Reserves (SPRs).

Selain re-stocking dan teko, analis mengatakan kinerja ekonomi China juga lebih kuat dari yang diperkirakan. "Pertumbuhan China 6,8 persen pada Q1 lebih tinggi dari targetnya sebesar 6,5% untuk tahun ini. Pertumbuhan di China merupakan salah satu alasan utama yang mendorong mendukung permintaan minyak secara umum," kata Barnabas Gan, analis di OCBC Bank Singapura.

Suresh Sivanandam dari konsultan energi Wood Mackenzie menambahkan, ia memperkirakan keseluruhan permintaan minyak China akan tumbuh sebesar 370.000 bph tahun ini menjadi 12,78 juta bpd.

Secara global Goldman mengatakan permintaan minyak global pada kuartal pertama 2018 kemungkinan akan mencatat pertumbuhan tahunan terkuat sejak kuartal terakhir 2010.

Sejauh ini kilang-kilang minyak di Asia masih beroperasi pada tingkat tinggi untuk memenuhi permintaan yang kuat, meskipun naiknya harga bahan mentah mentah akan mengurangi margin keuntungan.

"Penyuling tidak mungkin mengurangi impor meskipun kenaikan harga," kata Lee Dal-seok, rekan peneliti senior di lembaga pemikir yang dikelola negara Korea Energy Economics Institute.

Namun, ada awan gelap yang terlihat. Perusahaan pengilangan terbesar di Asia, Sinopec Cina, pada Mei berencana memangkas impor minyak mentahnya terhadap kilang terbesarnya untuk melakukan perombakan besar-besaran.

Beberapa pedagang mengatakan kebanyakan pemadaman kilang seperti itu memang terjadi pada bulan Mei dan Juni. Jadi ada kemungkinan impor minyak mentah China dalam beberapa bulan mendatang akan berkurang. (Hasbi Maulana)


Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Ini penjelasan di balik lonjakan permintaan minyak mentah oleh China


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Kinerjanya Banyak Dikeluhkan di Medsos, Berapa Gaji PNS Bea Cukai?

Work Smart
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Kinerja Pegawai Bea Cukai 'Dirujak' Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Kinerja Pegawai Bea Cukai "Dirujak" Netizen, Ini Respon Sri Mulyani

Whats New
Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Pembatasan Impor Barang Elektronik Dinilai Bisa Dorong Pemasok Buka Pabrik di RI

Whats New
Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Sukuk Wakaf Ritel adalah Apa? Ini Pengertian dan Karakteristiknya

Work Smart
Viral Mainan 'Influencer' Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Viral Mainan "Influencer" Tertahan di Bea Cukai, Ini Penjelasan Sri Mulyani

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru Pada Minggu 28 April 2024

Spend Smart
Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 28 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Investasi Aman, Apa Perbedaan SBSN dan SUN?

Work Smart
Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com