"Visi kita itu, suatu saat kita akan belajar dari tambang Australia yang memang sudah lebih advanced dari kita dari sisi operasional. Sebaliknya, apapun yang bisa kita kontribusikan dari pengalaman CSR kita bisa kita kontribusikan di Australia," tambahnya.
Sekadar informasi, pada Maret 2018 lalu Adaro Energy dan EMR Capital, perusahaan pengelola private equity di bidang pertambangan, meneken perjanjian mengikat untuk mengakuisisi 80 persen saham Rio Tinto di tambang batubara kokas kestrel (Kestrel).
Adapun nilai akuisisi saham Rio Tinto pada tambang batubara kokas Kestrel senilai 2,25 miliar dollar AS atau setara Rp 30,91 triliun (asumsi kurs Rp 13.741 per dolar AS).
Baca juga : Cerita Adaro soal Kian Pentingnya Batu Bara untuk Pembangkit Listrik
Nantinya, Adaro Energy dan EMR akan bersama-sama mengelola dan mengoperasikan Kestrel dengan memanfaatkan pengalaman EMR dalam akuisisi dan menjalankan operasional penambangan
Sementara pada 2016 lalu, Adaro Energy juga telah mengakuisisi 75 persen saham IndoMet Coal Project (IMC) dari BHP Billiton dengan nilai 120 juta dollar AS.
IMC terdiri dari tujuh CCOW yang terletak di Kalimantan Tengah dan Timur dengan total sumber daya sebesar 1,27 miliar ton. Setelah diakuisisi, aset itu dinamai Adaro MetCoal Companies.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.