Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tahun Ini PGN Bagikan Dividen Rp 766,27 Miliar

Kompas.com - 26/04/2018, 21:44 WIB
Kurniasih Budi,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) bakal membayarkan dividen Rp 766,27 miliar tahun buku 2017 atau turun 57,9 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,82 triliun. 

Dengan demikian para pemegang saham akan mendapatkan Rp 31, 61 per lembar.

Jumlah ini merupakan 40 persen dari laba bersih emiten berkode PGAS pada tahun lalu yang mencapai 143 juta dollar AS atau sekitar Rp 1,97 triliun (kurs Rp 13.800 per dollar AS).

Adapun sisanya akan dicatat sebagai saldo laba untuk mendukung kegiatan operasional dan pengembangan bisnis perusahaan.

Penetapan besaran dividen tersebut merupakan salah satu hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PGN yang digelar Kamis (26/4/2018) di Hotel Four Season.

(Baca: PGN Bagikan Dividen Rp 1,82 Triliun)

Sekretaris Perusahaan PGN Rachmat Hutama mengatakan, manajemen telah mengoptimalkan penjualan gas bumi dan melakukan berbagai upaya efisiensi sehingga mampu mencetak laba di tengah kondisi perekonomian saat ini.

Hingga akhir 2017, PGN berhasil menyalurkan gas bumi sebesar 1.505 MMSCFD. Seluruh gas itu dialirkan melalui jaringan infrastruktur pipa gas sepanjang 7.453 kilometer.

Gas bumi PGN disalurkan kepada 196.221 pelanggan dari berbagai segmen, seperti industri manufaktur dan pembangkit listrik, komersial, usaha kecil dan menengah, serta rumah tangga.

Pelanggan PGN tersebar di Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Lampung, DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Utara, dan Sorong di Papua.

(Baca: Pasok Gas Bumi ke Karawang, PGN Bantu Industri Hemat Biaya Bahan Bakar)

PGN, melalui anak usahanya yakni PT Saka Energi Indonesia, memproduksi minyak dan gas bumi sebanyak 51.208 barel setara minyak per hari (BOPED).

“Tahun ini, PGN akan tetap agresif mengembangkan infrastruktur gas bumi untuk memperluas pemanfaatan gas bumi yang ramah lingkungan dan lebih ekonomis bagi masyarakat,” ujarnya.

PGN terus menyelesaikan sejumlah proyek infrastruktur demi menjangkau dan menyalurkan energi baik lebih banyak lagi ke pelanggan.

Pembangunan jaringan gas bumi PGN ke seluruh pelosok Indonesia Pembangunan jaringan gas bumi PGN ke seluruh pelosok Indonesia

Pembangunan infrastruktur itu di antaranya proyek pipa gas transmisi Duri-Dumai sepanjang 67 kilometer, termasuk pipa distribusi gas di Dumai sepanjang 56 kilometer.

Selain itu, PGN tengah melakukan pemasangan pipa distribusi di wilayah Gresik sepanjang 11 kilometer.

PGN juga mengembangkan infrastruktur pipa transmisi gas bumi West Natuna Transmission System (WNTS) ke Pulau Pemping, Provinsi Kepulauan Riau.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Harga Bahan Pokok Minggu 28 April 2024, Harga Daging Ayam Ras Naik

Whats New
SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

SILO Layani Lebih dari 1 Juta Pasien pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Bulog Diminta Lebih Optimal dalam Menyerap Gabah Petani

Whats New
Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Empat Emiten Bank Ini Bayar Dividen pada Pekan Depan

Whats New
[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com