Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rudiyanto
Direktur Panin Asset Management

Direktur Panin Asset Management salah satu perusahaan Manajer Investasi pengelola reksa dana terkemuka di Indonesia.
Wakil Ketua I Perkumpulan Wakil Manajer Investasi Indonesia periode 2019 - 2022 dan Wakil Ketua II Asosiasi Manajer Investasi Indonesia Periode 2021 - 2023.
Asesor di Lembaga Sertifikasi Profesi Pasar Modal Indonesia (LSPPMI) untuk izin WMI dan WAPERD.
Penulis buku Reksa Dana dan Obligasi yang diterbitkan Gramedia Elexmedia.
Tulisan merupakan pendapat pribadi

Fluktuasi Rupiah dan Dampaknya Terhadap Kinerja Reksa Dana

Kompas.com - 27/04/2018, 08:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Pelemahan harga saham dan obligasi saat ini lebih dipengaruhi karena pasar masih melakukan penyesuaian terhadap kebijakan suku bunga AS, dimana tadinya pasar memperkirakan bunga AS akan naik 3 kali, namun karena bisa menjadi 4 kali berdasarkan perkembangan data ekonomi terbaru.

Pernyataan dari Gubernur Bank Indonesia terhadap kebijakan suku bunga juga sangat ditunggu-tunggu pelaku pasar untuk mengetahui arahan dari bank sentral menghadapi fluktuasi nilai tukar ke depan. Apakah akan menaikkan suku bunga atau melakukan upaya lainnya.

Karena sifatnya hanya berdasarkan even tertentu yang sifatnya sesaat, biasanya arah pasar dapat berubah dengan cepat. Entah itu berbalik arah menguat atau mengalami penurunan lebih lanjut.

Yang jelas, untuk tahun 2018, target inflasi pemerintah kelihatannya masih akan bisa tercapai dengan catatan tidak ada kenaikan yang signifikan pada tariff listrik dan bahan bakar minyak. Jika target inflasi dapat tercapai seharusnya akan positif terhadap kinerja obligasi.

Untuk kinerja perusahaan yang mencerminkan fundamental, sejauh ini baru sebagian yang mempublikasikan laporan keuangannya. Ada perusahaan yang membukukan kenaikan penjualan dan laba, ada pula yang stagnan atau mengalami penurunan. Namun sejauh ini belum ada yang turun signifikan atau rugi, sehingga semakin rendah harga saham turun, maka semakin murah juga valuasinya.

Valuasi saham yang murah akan menjadi investasi saham di Indonesia menjadi semakin menarik bagi investor asing sehingga berpotensi membuat dana asing kembali masuk ke pasar saham ke depannya.

Yang harus diperhatikan adalah bahwa investasi reksa dana mengandung risiko. Dalam menghadapi kondisi fluktuasi, investor perlu fokus pada tujuan dan rencana investasi jangka panjang, melakukan diversifikasi dan atau investasi berkala untuk mengurangi risiko, dan yang paling penting memiliki kesiapan hati menghadapi kondisi yang terjadi.

Keputusan investasi yang dilakukan dalam kondisi panik hanya akan lebih banyak mudarat daripada manfaatnya. Untuk itu, investor tidak perlu panik dan malahan dapat memanfaatkan momentum ini untuk mendapatkan investasi pada valuasi yang relatif murah.

Demikian, semoga artikel ini bermanfaat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Kehabisan Tiket Kereta? Coba Fitur Access by KAI Ini

Spend Smart
Harga Saham BBRI 'Nyungsep' 5 Persen, Investor 'Buy' atau 'Hold'?

Harga Saham BBRI "Nyungsep" 5 Persen, Investor "Buy" atau "Hold"?

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Cara Hapus Daftar Transfer di BCA Mobile

Work Smart
Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Perkuat Stabilitas Rupiah di Tengah Ketegangan Dunia

Whats New
Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Bantu Industri Hadapi Risiko Geopolitik, PGN Bakal Bangun Hub Optimalkan LNG Lintas Negara

Whats New
Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Mendag Musnahkan 27.078 Ton Produk Baja Ilegal Milik PT Hwa Hook Steel

Whats New
Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Survei BI: Penyaluran Kredit Baru Perbankan Tumbuh pada Kuartal I-2024

Whats New
Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Bangun Ekosistem Hunian Terintegrasi Internet, Perumnas Gandeng Telkomsel

Whats New
Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Kalog Express Layani Pengiriman 3.186 Ton Barang Selama Lebaran 2024

Whats New
Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Bank Sentral Jepang Pertahankan Suku Bunga

Whats New
Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Temukan Jaringan Narkotika di Tangerang, Bea Cukai dan BNNP Banten Musnahkan 21 Kg Sabu

Whats New
Dorong UMKM 'Go Global', Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Dorong UMKM "Go Global", Pertamina Kembali Gelar UMK Academy 2024

Whats New
Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Mata Uang Polandia Bukan Euro meski Gabung Uni Eropa, Apa Alasannya?

Whats New
Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Bersinergi Bersama, Bea Cukai dan BNN Usut Tuntas 4 Kasus Peredaran Sabu dan Ganja di Jateng

Whats New
Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Dana Asing Rp 29,73 Triliun Cabut dari Indonesia, Ini Kata Sri Mulyani

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com