Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Momentum yang Diharapkan Bisa Jadi Pendongkrak Ekonomi 2018

Kompas.com - 08/05/2018, 06:54 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kinerja ekonomi kuartal I dinilai bisa menghambat untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun 2918.

Ekonom PT Bank Central Asia (BCA) David Sumual menyebut, berbagai momentum untuk mendorong pertumbuhan ekonomi 2018 memang berada di kuartal-kuartal berikut.

"Di kuartal II, III, dan IV akan terbantu dengan event-event politik maupun non politik. Event politik ada pilkada mulai Maret, mungkin September juga ada kampanye pileg dan pilpres yang sudah mulai," ucap David  kepada Kompas.com pada Senin (7/5/2018).

Selain itu, terdapat juga event non politik yang bisa mendongkrak pertumbuhan ekonomi. "Seperti Lebaran dan puasa, juga menggerakkan ekonomi juga, menggerakkan permintaan," tutur David.

Baca juga: Analis: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal I/2018 di Bawah Ekspetasi

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis pertumbuhan ekonomi per kuartal I 2018 sebesar 5,06 persen.  Angka ini di bawah ekspetasi analis sebesar 5,18 persen.

Ada berbagai faktor yang membuat pertumbuhan ekonomi di bawah ekspetasi sebelumnya, salah satu yang disoroti soal konsumsi rumah tangga dengan pertumbuhan 4,95 persen atau naik 0,01 persen dibanding kuartal I 2017 (year on year) sebesar 4,94 persen.

"Ini sudah empat kuartal (pertumbuhan konsumsi rumah tangga) di bawah 5 persen, jadi ini agak rendah," kata David.

Menurut dia, hal itu terjadi salah satunya karena masa panen raya yang bergeser ke kuartal II 2018. Komponen konsumsi rumah tangga jadi penting karena memiliki porsi paling besar dalam struktur Produk Domestik Bruto (PDB) untuk sisi pengeluaran, yakni sebesar 56,80 persen.

Selain itu, impor juga masih lebih tinggi dari ekspor. Hal inilah yang menyebabkan neraca perdagangan pada Januari dan Februari mengalami defisit, dan baru surplus pada Maret.

Dari capaian tersebut pada kuartal I 2018, David menilai akan sulit bagi pemerintah untuk mengejar target pertumbuhan ekonomi tahun 2018 sebesar 5,4 persen.

Sementara Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sendiri menyebutkan, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II dan seterusnya dalam tahun ini akan ditopang oleh peningkatan permintaan akan investasi.

Selain itu, pemerintah juga terus mendorong ekspor lebih tinggi lagi, sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk terus meningkatkan investasi dan ekspor.

"Sedangkan untuk konsumsi yang tumbuh 4,95 persen kami lihat di kuartal II dan III pada saat Lebaran, ada THR (Tunjangan Hari Raya), gaji ke-13, dan faktor seasonal kami harap bisa back up di atas 5 persen. Over all kami tetap berharap sepanjang tahun bisa sustain," ujar Sri Mulyani.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Mudah, Begini Cara Cek Saldo JHT BPJS Ketenagakerjaan via Aplikasi JMO

Whats New
OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen SBN

Whats New
Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Capex Adalah: Pengertian, Jenis, Contoh, dan Cara Menghitungnya

Earn Smart
Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Prospek Reksadana Campuran Dinilai Masih Menarik, Ini Alasannya

Whats New
Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Pemerintah Kantongi Rp 21,36 Triliun dari Lelang 7 Seri Surat Utang Negara

Whats New
OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

OJK Tindak 45 Iklan Keuangan yang Langgar Aturan pada Kuartal I-2024

Whats New
Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Asosiasi Vape Gencarkan Edukasi untuk Kurangi Kebiasaan Merokok

Whats New
Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Cara Resign dari Pekerjaan dengan Sopan dan Tanpa Drama

Work Smart
PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

PGN Saka Resmi Perpanjang Kontrak WK Ketapang Bersama Petronas di IPA Convex 2024

Whats New
MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

MSIG Life Bayar Klaim Meninggal Dunia dan Kesehatan Rp 164 Miliar per Kuartal I 2024

Whats New
Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Cara Bayar Iuran BPJS Kesehatan lewat BRImo dengan Mudah

Spend Smart
Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Di IPA Convex 2024, Pertamina, Petronas, dan MedcoEnergi Sepakat Prioritaskan Kolaborasi

Whats New
Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Bank Mandiri: Suku Bunga Acuan Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Freeport Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3-S2, Simak Persyaratannya

Work Smart
Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Pemerintah Tetapkan 16 PSN Baru, Pelaksanaannya Disebut Tak Butuh APBN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com