Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berita Populer: Cuti Bersama Tetap 7 Hari hingga Sri Mulyani Tak Takut Debat

Kompas.com - 08/05/2018, 07:19 WIB
Erlangga Djumena

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com -  Meski mendapatkan kritikan dari berbagai pihak terutama pengusaha, Pemerintah akhirnya memutuskan bahwa cuti bersama Idul Fitri 1439 H tetap berlangsung selama tujuh hari.

Pemerintah keukeuh menambah cuti bersama sebanyak tiga hari pada 11-12, dan 20 Juni. Dengan demikian, libur cuti bersama pada Idul Fitri 2018 adalah tanggal 11, 12, 13, 14, 18, 19, dan 20 Juni 2018.

Berita mengenai cuti bersama ini mendapat perhatian para pembaca Kompas.com pada awal pekan kemarin, sehingga menjadi salah satu berita populer.

Berita lainnya yang mendapat sorotan pembaca adalah mengenai tantangan debat antara Menkeu Sri Mulyani dengan mantan Menteri Kemaritiman Rizal Ramli.

Berikut 5 berita populer Kompas.com Senin (7/5/2018) yang bisa Anda simak kembali:

1. Pemerintah Putuskan Cuti Bersama Lebaran 2018 Tetap 7 Hari

Pemerintah memutuskan cuti bersama Idul Fitri 1439 H tetap mengikuti Surat Keputusan Bersama (SKB) yang telah ditandatangani tiga menteri pada 18 April 2018 lalu, yaitu tujuh hari.

Dengan demikian, libur cuti bersama pada Idul Fitri 2018 adalah tanggal 11, 12, 13, 14, 18, 19, dan 20 Juni 2018.

Menteri Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudyaan Puan Maharani mengatakan, keputusan ini diambil setelah pemerintah mendengarkan berbagai aspirasi dari aspek sosial, ekonomi, maupun keamanan dan ketertiban.

"Tetap dilakukan SKB tiga menteri dengan implementasi yang akan ditindaklanjuti dengan kementerian terkait," ujar Puan saat konfrensi pers di kantornya, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (7/5/2018).

Baca selengkapnya: Pemerintah Putuskan Cuti Bersama Lebaran 2018 Tetap 7 Hari

2. Sri Mulyani: Saya Tidak Takut Tantangan Berdebat...

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan bahwa dia tidak takut berdebat dengan orang yang punya pemikiran sempit dan tidak percaya diri terhadap potensi Indonesia di masa depan.

"Saya lihat akal mereka ini yang dipikirkan hanya kepribadian sempit, katak dalam tempurung, selalu ketakutan, hidupnya hanya curiga, tidak bisa lihat orang yang berbeda, tidak mampu bergaul dengan orang yang berbeda dengan kita, mereka itu adalah masa depan yang mengkhawatirkan. Saya tidak takut kepada tantangan berdebat," kata Sri Mulyani, Senin (7/5/2018).

Pernyataan itu menjadi bagian dari kata sambutan yang dia sampaikan di acara penyambutan bagi alumnus penerima beasiswa lembaga pengelola dana pendidikan (LPDP)—Welcoming Alumni LPDP—di Gedung Kementerian Keuangan, Jakarta Pusat, Senin mala

Baca selengkapnya: Sri Mulyani: Saya Tidak Takut Tantangan Berdebat...

3. Soal Impor Pangan, Rizal Ramli Sebut Ada Pihak yang Sedang Cari Dana

Pengamat ekonomi Rizal Ramli menilai ada pihak yang mengambil keuntungan dari impor bahan pangan.

Dia menghitung, harga pangan yang diimpor ke Indonesia dua kali lipat lebih mahal dibandingkan harga pangan di negara lain.

 "Pihak yang memperoleh kuota impor pangan tentu mendapat untung besar. Jadi, kemungkinan ada pihak-pihak yang sedang mencari dana," sebut dia dalam pernyataan tertulis seperti dikutip dari Kontan, Minggu (6/5/2018).

 Mantan Menko Kemaritiman ini juga menyebut, dalam mengimpor bahan pangan pemerintah harus melihat waktu. Dia menilai, kebijakan impor di awal tahun bukan waktu yang tepat.

Baca selengkapnya: Soal Impor Pangan, Rizal Ramli Sebut Ada Pihak yang Sedang Cari Dana

4. Kurs Rupiah Ditutup Tembus Rp 14.000 per Dollar AS di Pasar Spot

Nilai tukar rupiah di pasar spot pada Senin (7/5/2018) ditutup pada level Rp 14.001 per dollar AS, melemah 0,4 persen dibandingkan penutupan perdagangan Jumat (4/5/2018). Analis berpendapat pelemahan rupiah kali ini dipicu angka pertumbuha ekonomi yang tak sesuai harapan.

"Depresiasi rupiah yang terjadi saat ini disebabkan oleh kecepatan perekonomian Indonesia yang tidak sesuai ekspektasi dalam tiga bulan pertama 2018," ujar Research Analyst FXTM Lukman Otunuga dalam keterangan tertulisnya, Senin.

Sesuai rilis Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin siang, ekonomi Indonesia pada kuartal I/2018 tumbuh 5,06 persen. Angka ini di bawah proyeksi para analis di level 5,19 persen.

Baca selengkapnya: Kurs Rupiah Ditutup Tembus Rp 14.000 per Dollar AS di Pasar Spot


5. Bye Bye Plastic, Kisah 2 Gadis Muda Mewujudkan Bali Bebas Sampah Plastik

Tahun 2050, jumlah sampah plastik diperkirakan bakal lebih banyak dibandingkan jumlah ikan di lautan. Bahkan saat ini menurut AFP, sampah plastik di Samudera Pasifik sudah melebihi dari gabungan luas wilayah Perancis, Jerman dan Spanyol.

Menurut riset seorang peneliti dari Universitas Georgia Jenna Jambeck tahun 2015 lalu, Indonesia sendiri merupakan penyumbang sampah plastik ke lautan terbesar kedua di dunia setelah China. Konsumsi plastik di Indonesia mencapai 17 kilogram per tahun per kapita, dengan pertumbuhan konsumsi mencapai 6–7 persen per tahun.

Dari jumlah itu, hanya 10 persen yang bisa didaur ulang. Sisanya berada di tempat pembuangan akhir, terserak di ruang publik, atau berakhir di pesisir dan lautan.

Masalah plastik itu pun menjadi keprihatinan Bye Bye Plastic, suatu gerakan yang digagas oleh dua remaja putri asal Bali, kakak beradik Melati Wijsen dan Isabel Wijsen sejak 2015 silam.

Baca selengkapnya: Bye Bye Plastic, Kisah 2 Gadis Muda Mewujudkan Bali Bebas Sampah Plastik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com