Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Saham Bergejolak BPJS Ketenagakerjaan Kehilangan Kesempatan Tambah Dana Kelolaan Rp 6 Triliun

Kompas.com - 08/05/2018, 20:00 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bergejolaknya pasar saham yang terjadi dua bulan belakangan berdampak pada hilangnya dana kelolaan BPJS Ketenagakerjaan hingga 16 triliun.

Direktur Pengembangan Investasi BPJS-TK Amran Sulaiman mengatakan, berdasarkan perhitungan berdasarkan nilai pasar atau marked to market, total dana kelolaan triwulan I 2018 sebesar Rp 317,27 triliun.

"Karena (dana kelolaan) itu marked to market, kalo tidak posisi kita (total dana kelolaan) bisa di Rp 337 triliun," ujarnya dalam Pemaparan Hasil Audit Laporan Keuangan dan Laporan Pengelolaan Program Tahun 2017 di Menara Jamsostek, Selasa (8/5/2018).

Namun Amran menegaskan bahwa badan eks Jamsostek ini tidak akan menarik diri dari pasar modal karena menurutnya, gejolak pasar saham akan kembali stabil pada waktunya.

"Kondisi fundamental kita (Indonesia) cukup kuat, jadi BPJS Ketenagakerjaan akan tetap berada pada pasar modal," tuturnya.

Deputi Direktur Bidang Humas dan Antar Lembaga BPJS Ketenagakerjaan Irvansyah Utoh Banja menambahkan, BPJS Ketenagakerjaan untuk mengantisipasi gejolak pasar modal, BPJS Ketenagakerjaan melakukan difersifikasi market.

"Selain kita melihat kondisi fundamental dari emitennya, kita juga melakukan diversifikasi market. Sehingga tidak semua aset terpengaruh oleh kondisi pasar modal," ujarnya.

Irvansyah mengatakan, BPJS Ketenagakerjaan memiliki batasan pedoman investasi internal yang sangat mengutamakan kehati-hatian dalam mekakukan seleksi terhadap saham yang akan dikoleksi.

"Saham yang dikoleksi umumnya saham LQ45, kita sangat ketat dalam menentukan batas-batas investasi," jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com