Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mendag: Saat Rapat, Saya Bawa "Rice Cooker" untuk Mencicipi...

Kompas.com - 16/05/2018, 15:52 WIB
Kontributor Semarang, Nazar Nurdin,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengaku sudah mencoba semua tingkatan beras, baik yang baik hingga yang terjelek.

Tidak hanya dia, para pejabat di eselon I Kemendag juga diminta mencicipi beras, termasuk yang kualitasnya tidak baik.

"Saya coba semuanya, beras tidak enak saya minta untuk dimasak, agar pejabat eselon 1 biar merasakan semua. Saat rapat, saya bawa rice cooker untuk mencicipi, kalau tidak cocok maka jangan dijual beras itu ke rakyat," ujar dia saat meninjau pasar Karangayu di Kota Semarang, Jateng, Rabu (16/5/2018).

Peninjauan ke pasar Karangagu sendiri merupakan upaya Mendag untuk mengecek harga kebutuhan pokok jelang Ramadhan dan Idul Fitri.

Baca juga: Mendag Larang Pejabat Eselon I Libur selama Ramadhan dan Lebaran

Dalam tinjauannya, Enggar berkeliling pasar Karangayu sembari bertanya kepada para pedagang soal harga kebutuhan pokok. Dari kunjungan itu, dia mendapati harga kebutuhan pokok yang mulai stabil.

"Saya tinjau pasar harga bagus, di bawah nasional, bawang, cabai, cabang keriting, bawang putih di bawah Rp 25.000," ucap politisi Partai Nasdem ini.

Bahkan kata dia, harga beras juga relatif stabil. Harga beras di pasaran mencapai Rp 8.950 per kilogram.

"Beras Rp 8.950 itu bukan beras yang tidak layak konsumsi lho, itu beras pulen," sebutnya.

"Harga tadi sudah di bawah harga nasional. Jangan takut memasuki Lebaran, berapapun kebutuhan akan dikirim," tambah Enggar.

Kompas TV Hingga tahun 2018 penyerapan gabah, beras dalam negeri yang dilakukan oleh bulog sebesar 678.238 ton gabah beras.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com