Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jawaban AirAsia Ketika Disebut Merusak Pasar dengan Harga Tiket Rp 0

Kompas.com - 17/05/2018, 12:20 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BANGKOK, KOMPAS.com - Maskapai berbiaya rendah atau low cost carrier (LCC) AirAsia membantah pihaknya disebut merusak pasar dengan memberikan harga tiket yang murah, bahkan dengan Rp 0.

Menurut AirAsia, apa yang mereka lakukan hanya sebatas strategi marketing untuk menarik perhatian calon penumpang.

"Ini paradigma yang harus diluruskan. Kalau misalkan saya jual Rp 0, satu pesawat kami yang Airbus A320 kan kapasitasnya 180 seat, yang Rp 0 itu paling tiga seat. Selebihnya Rp 500.000, Rp 600.000," kata CEO AirAsia Indonesia Dendy Kurniawan saat ditemui Kompas.com di Bangkok, Thailand, Rabu (16/5/2018).

Dendy menjelaskan, sebagai maskapai yang baru berusia 16 tahun lebih, pihaknya banyak menerapkan strategi tertentu untuk menarik minat calon penumpang. Salah satunya dengan harga tiket Rp 0 yang dia sebut sebagai bagian dari marketing gimmick.

Selain seputar strategi marketing, Dendy juga mengungkapkan hal lain yang diklaim sebagai keunggulan AirAsia sehingga bisa dipilih oleh calon penumpang. Hal yang dimaksud adalah jaringan penerbangan internasional AirAsia di negara-negara Asia, bahkan di luar Asia.

"Kalau sekadar kota-kota besar seperti Shanghai, Beijing, itu sudah common ya. Tapi apakah kamu pernah dengar soal Xi'an, Shenyang, Wuhan, dan sebagainya. Mungkin maskapai lain enggak ada yang punya, inilah kekuatan kami," tutur Dendy.

Per Maret 2018 lalu, AirAsia sudah menerbangkan lebih dari 500 juta penumpang secara keseluruhan. Menurut CEO AirAsia Group Tony Fernandes, pertumbuhan penumpang yang signifikan dari sejumlah negara turut berkontribusi pada capaian 500 juta penumpang, salah satunya penumpang dari Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Cara Isi Saldo GoPay lewat Aplikasi DANA

Spend Smart
Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Cara Cek Nomor Rekening BSI dengan Mudah

Spend Smart
Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Harga Paket Vision+ dan Cara Berlangganan

Spend Smart
Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan 'Tax Holiday'

Dorong Investasi di Industri Antara, Kemenperin: Kami Persiapankan "Tax Holiday"

Whats New
Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Astra Life Catat Premi Bruto Rp 6,1 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Rugi Bersih GOTO Susut 78 Persen, Jadi Rp 862 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Industri Fintech Lending Rugi pada Awal 2024, Ini Sebabnya Menurut Asosiasi

Whats New
Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Menteri Trenggono Minta Reklamasi PIK Pakai Sedimentasi Laut

Whats New
Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Tren dan Peluang Investasi Kripto, Indonesia Berpotensi Pimpin Pasar ASEAN

Spend Smart
Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Kredit BNI Tumbuh Jadi Rp 695,16 Triliun pada Kuartal I 2024, UMKM dan Konsumer Jadi Mesin Baru

Whats New
Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Elnusa dan Pertagas Siap Kerjakan Proyek Kolaborasi Infrastruktur Energi di Kandis Riau

Whats New
Perluasan Sektor Kredit, 'Jamu Manis' Terbaru dari BI untuk Perbankan

Perluasan Sektor Kredit, "Jamu Manis" Terbaru dari BI untuk Perbankan

Whats New
Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Survei BI: Kebutuhan Pembiayaan Korporasi pada Kuartal I-2024 Meningkat

Whats New
Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Stranas Bisnis dan HAM, Upaya Pemerintah Lindungi Pekerja dalam Praktik Bisnis

Whats New
Soal Boks Mainan Megatron 'Influencer' Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Soal Boks Mainan Megatron "Influencer" Rusak, Ini Penjelasan Bea Cukai dan DHL

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com