Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasokan Semen Berlebih, Holcim Rugi Rp 332 Miliar

Kompas.com - 17/05/2018, 19:36 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Presiden Direktur PT Holcim Indonesia Tbk Gary Schutz menilai situasi dan kondisi pasar semen Indonesia masih belum stabil lantaran adanya kelebihan pasokan yang beredar di tengah masyarakat.

Hal itu yang kemudian menjadi salah faktor bertambahnya kerugian yang diderita Holcim pada kuartal I 2018. Jika pada kuartal I 2017 kerugian Holcim hanya sebesar Rp 116 miliar, maka pada kuartal I 2018 bertambah menjadi Rp 332 miliar.

"Situasi pasar di Indonesia pada kuartal pertama 2018 masih berat terutama dengan kondisi kelebihan pasokan pada pasar semen," kata Gary dalam jumpa pers di Jakarta, Kamis (17/5/2018).

Namun demikian, Gary menargetkan bisa meningkatkan volume penjualan sebesar enam persen hingga akhir 2018 nanti.

Baca juga: Semen Indonesia Dihantui Kelebihan Pasokan

Hal itu termasuk dengan pertumbuhan sebesar 25 persen dari unit bisnis Agregat dan bahan bangunan berupa produk inovatif serta bernilai tambah dari Holcim seperti SpeedCrete dan ThruCrete.

"Langkah yang akan kami tempuh untuk mewujudkan target itu adalah dengan terus melakukan efisiensi biaya dan menerapkan transformasi komersial," imbuh Gary.

Tak hanya itu, Gary pun yakin dengan kehadiran terminal semen baru di Palembang, Sumatera Selatan pada tahun ini bisa memperluas jaringan Holcim di wilayah dengan pertumbuhan yang tinggi.

Sebagai informasi, meskipun mencatat pertambahan kerugian, penjualan Holcim justru mengalami pertumbuhan sebesar dua persen pada kuartal I 2018.

Penjualan Holcim tercatat mencapai Rp 2,201 miliar pada 2018 atau lebih tinggi dari penjualan yang dibukukan selama kuartal I 2017, yakni Rp 2,158 miliar.

"Terjadinya peningkatan konsumsi di Sumatera dan Kalimantan yang mencapai 9 dan 7 persen juga mendorong pertumbuhan permintaan semen yang berujung pada pengurangan pasokan berlebih di samping terus mengupayakan peningkatan penjualan melalui ekspor," tandas Gary.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com