Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pertengahan Mei, Produksi Pertamina EP Capai 101,6 Persen dari Target

Kompas.com - 25/05/2018, 07:38 WIB
Ridwan Aji Pitoko,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Pertamina EP mencatatkan produksi minyak sebesar 256.619 barrel oil equivalent per day (BOEPD) hingga 15 Mei 2018. Catatan itu lebih tinggi 101,6 persen dari yang dicanangkan dalam RKAP 2018 sebesar 249.601 BOEPD.

Presiden Direktur Pertamina EP Nanang Abdul Manaf mengatakan, realisasi produksi tersebut terdiri atas produksi minyak sebesar 76.309 barel oil per day (BOPD) atau 96,26 persen dari target sebesar 79.275 BOPD.

Sementara itu produksi gas mencapai 1.027,29 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD).

“Produksi gas hingga pertengahan Mei 2018 mencapai 104,10 persen dari target sebesar 986,82 MMSCFD,” ujar Nanang dalam keterangan tertulisnya, Kamis (24/5/2018).

Di sisi lain, Pertamina EP Asset 5, unit bisnis Pertamina EP yang berbasis di Balikpapan, Kalimantan Timur memberi kontribusi terbesar produksi minyak, yaitu 18.369 BOPD.

Nanang menjelaskan, produksi tersebut berasal dari lima field yang berada di bawah pengelola Pertamina EP Asset 5, yaitu Sangatta Field, Bunyu Field, Tanjung Field, Sangasanga Field, dan Tarakan Field.

"Kontributor terbesar kedua adalah Pertamina EP Asset 2 yang bermarkas di Prabumulih, Sumatera Selatan, sebesar 17.051 BOPD. Pasokan minyak tersebut berasal dari empat field di Pertamina EP Asset 2, yaitu Prabumulih Field, Pendopo Field, Limau Field, dan Adera Field," terang Nanang.

Pertamina EP Asset 2 juga menjadi produsen gas nomor satu bagi Pertamina EP. Adapun total gas yang dihasilkannya adalah sebesar sebesar 442 MMSCFD, jauh lebih tinggi dibandingkan kontribusi dari Pertamina EP Asset 3 yang berbasis di Cirebon, Jawa Barat hanya sebesar 292 MMSCFD.

Capaian produksi gas dan minyak itu membuat Pertamina EP membukukan pendapatan sebesar 675 juta dollar AS sepanjang Januari-Maret 2018,

“Pencapaian pendapatan ini 115 persen dari realisasi pendapatan tahun sebelumnya 586 juta dollar AS (year-on-year),” kata Nanang.

Raihan pendapatan tersebut juga ditopang oleh mulai naiknya harga minyak global dan kebijakan efisiensi perusahaan.

Nanang mengatakan bahwa Pertamina EP telah menekan biaya produksi. Secara total, biaya produksi (production cost) minyak per Maret 2018 untuk onshore adalah sekitar 15,98 dollar AS per barel, gas 1,03 dollar AS per MSCF dan migas 8,96 dollar AS per MSCF.

“Untuk lapangan offshore, salah satunya ada di Field Poleng, biaya produksinya hingga akhir Maret sebesar 10,47 dollar AS per barel, gas 1,81 dollar AS per MSCF, dan migas 10,47 per MSCF,” tutur dia.

Dia juga menegaskan, Pertamina EP tahun ini mengalokasikan belanja modal atau capital expenditure/capex sebesar 330 juta dollar AS.

Sedangkan untuk belanja operasi atau operational expenditure/opex sebesar 1.648 juta dollar AS.

“Dana itu dialokasikan untuk kegiatan eksplorasi, pengembangan, produksi, serta General & Administration (G&A),” ungkap Nanang.

Hingga pertengahan Mei 2018, Pertamina EP telah merealisasikan belanja modal sebesar 122 juta dollar AS yang digunakan untuk pemboran sebesar 83 juta dollar AS dan 39 juta dollar AS untuk surface facilities (pembangunan, upgrading, dan overhaul).

Sedangkan realisasi biaya operasional sebesar 359 juta dollar AS, terutama digunakan untuk mendukung kegiatan operasi perusahaan, antara lain kegiatan eksplorasi dan eksploitasi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Info Limit Tarik Tunai BCA Sesuai Jenis Kartu ATM Lengkap

Spend Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BCA, Penting saat Lupa Bawa di ATM

Earn Smart
[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

[POPULER MONEY] Serikat Pekerja Tuntut Naik Upah, Menaker Balik Tuntut Kenaikan Kompetensi | Luhut Janji Microsoft Tak Akan Menyesal Investasi Rp 27,6 Triliun di Indonesia

Whats New
Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com