Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemendag Minta Masyarakat Tak "Alergi" dengan Perjanjian Perdagangan Bebas

Kompas.com - 01/06/2018, 12:12 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Perdagangan menepis anggapan bahwa perjanjian perdagangan bebas atau free trade agreement (FTA) membawa pengaruh buruk bagi Indonesia.

Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kemendag Iman Pambagyo mengatakan, kalaupun terdapat kendala perekonomian di dalam negeri, faktornya bukan karena FTA.

"Kalau dengar banyak kritik soal FTA bahwa Indonesia terpuruk karena ikut FTA, menurut saya perlu dikaji lebih dalam," ujar Iman di kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Kamis (31/5/2018).

Iman mengatakan, tak ada hubungannya antara FTA dengan terpuruknya kondisi ekonomi Indonesia. Dengan ada atau tidaknya FTA, kata dia, jika tak dibangun dengan baik, Indonesia tetap menghadapi berbagai masalah seperti konektivitas domestik, logistik, hingga infrastruktur.

Iman mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia terkendala infrastruktur ekonomi, pelabuhan, jalur distribusi, dan pusat produksi yang masih sangat kurang.

"Juga suplai energi, 18 provinsi menyatakan faktor yang hambat pertumbuhan ekonomi di provinsi tersebut," kata Iman.

Iman mengatakan, pelaku usaha di Indonesian harus mulai melihat luar negeri sebagai pasar bisnis kita juga. Jadi bisnisnya tidak hanya berkembang di dalam negeri.

Ia menyayangkan jika masih ada pola pikir yang menyebut pasar Indonesia sudah cukup besar sehingga hanya fokus di dalam negeri. Padahal, dengan adanya perjanjian ini, batas fisik makin berkurang dan ekonomi digital makin kuat.

"Kita harus melihat pasar di Thailand pasar kita juga, pasar di India pasar kita juga sebagaimana mereka melihat kita," kata Iman.

Untuk menghadapi situasi global tersebut, Kemrndag mendirikan FTA Center di lima kota besar. Tujuannya agar para pelaku usaha lebih siap menghadapi perdagandan bebas. Ia berharap FTA Center ini menumbuhkan enterpreneur baru.

"Sebenarnya kita diakui banyak negara. Kita harus berpikir positif Indonesia ke depan," kata Iman.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Cara Bayar Tagihan FIF di ATM BCA, BRI, BNI, Mandiri, dan BTN

Spend Smart
Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Bank Mandiri Tegaskan Tetap Jadi Pemegang Saham Terbesar BSI

Whats New
Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Cek Jadwal Pembagian Dividen Astra Otoparts

Whats New
Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Syarat Ganti Kartu ATM Mandiri di CS Machine dan Caranya

Whats New
Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi 'Feeder' bagi Malaysia dan Singapura

Status Internasional Bandara Supadio Dihapus, Pengamat: Hanya Jadi "Feeder" bagi Malaysia dan Singapura

Whats New
Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Naik 36 Persen, Laba Bersih Adaro Minerals Capai Rp 1,88 Triliun Sepanjang Kuartal I-2024

Whats New
Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Jokowi Tambah Alokasi Pupuk Subsidi Jadi 9,55 Juta Ton di 2024

Whats New
Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Dampak Erupsi Gunung Ruang, 5 Bandara Masih Ditutup Sementara

Whats New
Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Kadin Gandeng Inggris, Dukung Bisnis Hutan Regeneratif

Whats New
Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada  Kuartal I 2024

Harita Nickel Catat Kenaikan Pendapatan 26 Persen pada Kuartal I 2024

Whats New
Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Bappenas Buka Lowongan Kerja hingga 5 Mei 2024, Simak Persyaratannya

Work Smart
Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Wujudkan Visi Indonesia Emas 2045, Kemenko Perekonomian Berupaya Percepat Keanggotaan RI dalam OECD

Whats New
Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Indonesia dan Arab Saudi Sepakat Menambah Rute Penerbangan Baru

Whats New
BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

BJBR Bukukan Laba Rp 453 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Microsoft Investasi Rp 27,6 Triliun di RI, Luhut: Tidak Akan Menyesal

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com