Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gandeng LinkedIn, Mandiri Insitute Siapkan Kajian Ketenagakerjaan Indonesia

Kompas.com - 06/06/2018, 11:41 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mandiri Institue menjalin kerja sama dengan jaringan profesional terbesar di dunia, LinkedIn guna melakukan kajian kondisi pekerja profesional di Indonesia.

Hal ini sebagai bagian dalam menghadapi transformasi kondisi pasar tenaga kerja di Indonesia akibat Revolusi Industri 4.0.

Secara garis besar, kajian akan mencakup analisis perubahan yang sedang berlangsung serta tren ke depan terkait keahlian, talent, dan pekerjaan disertai perbandingannya dengan kondisi regional dan global.

"Kajian ini akan menjadi kajian pertama tentang kondisi kapasitas dan menyiapkan kebijakan-kebijakan strategis untuk meningkatkan kapasitas dan skill SDM Indonesia agar mampu menjawab kebutuhan tenaga kerja di pasar domestik maupun nasional," ujar Chairman of Advisory Board Mandiri Institute M Chatib Basri, Rabu (6/6/2018).

Menurut dia, yang terjadi pada pasar kerja Indonesia saat dalam menghadapi Revolusi Industri 4.0 saat ini bukan pergantian tenaga kerja karena masuknya teknologi, tetapi redefinisi dari pekerjaan itu sendiri.

"Ada keperluan skill set yg baru. Misal untuk bidan atau perawat sekarang tidak hanya butuh pengetahuan kedokteran saja, tetap sekarang juga harus ditambah skill teknologi," ujar dia.

Melalui data dari Linkedin, nantinya Mandiri Institue dapat melihat data penyebaran dan migrasi para profesional, bagaimana perkembangan keahlian antar industri dan persebarannya secara geografis, serta keahlian apa saja yang paling dicari di suatu wilayah atau negara.

"Diharapkan hasil kajian ini dapat menjawab permasalahan itu (terkikisnya ketersediaan lapangan kerja akibat revolusi industri) melalui penciptaan keseimbangan antara kemampuan dan kapasitas SDM dengan kebutuhan tenaga kerja yang dibutuhan industri," imbuh dia.

Sementara itu, Managing Director Linkedin Asia Pacific Olivier Legrand mengatakan Linkedin akan menyediakan data-data secara real time kepada Mandiri untuk mengembangkan kajian ini.

"Kami berharap data ini dapat menjadi sumber informasi bagi para pembuat kebijakan seputar beragam kurikulum dan program-program pelatihan terbaru untuk pekerja," ujar dia.

Sebagai informasi, saat ini Linkedin Economic Graph menjadi representasi digital daru ekonomi global berdasarkan interaksi dari 562 juta anggota, 20 juta perusahaan, 15 juta lowongan pekerjaan.

Adapun keahlian yang dicantumkan sejumlah 50 ribu dengan 60 ribu institusi pendidikan juga turut terlibat di dalam Linkedin.

Sementara untuk di Indonesia, terdapat lebih dari 10 juta anggota Linkedin dengan 214 ribu perusahaan yang terdaftar di jejaring profesional ini. Ditambah lagi, sebanyak 48 ribu lowongan pekerjaan di posting di dalamnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyeludupan Benih Lobster

Menteri Trenggono Akui Sulit Cegah Penyeludupan Benih Lobster

Whats New
Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Ormas Bakal Bisa Kelola Izin Tambang, Ini Alasan Bahlil

Whats New
TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

TRIS Bakal Bagikan Dividen Final, Simak Besarannya

Whats New
Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Kenaikan BI Rate Tak Beri Dampak Langsung ke Industri Fintech Lending

Whats New
Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Menteri Trenggono Ungkap Ada 5 Perusaahan Vietnam yang Tertarik Investasi Benur

Whats New
Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Stagwell Tambahkan Leverate Group ke Program Global Affiliate

Whats New
Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Tertahan Sejak 2022, Bea Cukai Akhirnya Serahkan Alat Belajar SLB ke Pihak Sekolah

Whats New
BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

BI Beberkan Perbedaan Kondisi Ekonomi Saat Ini dengan Krisis 1998

Whats New
Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Kemenperin: Indeks Kepercayaan Industri April Melambat Jadi 52,30

Whats New
Intip 'Modern'-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Intip "Modern"-nya Pasar Tradisional Lebak Budi di Lampung, Usai Tawar Menawar Bayarnya Pakai QRIS

Whats New
IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

IHSG Ditutup Menguat 119 Poin, Rupiah Masih Lesu

Whats New
Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

Logam Mulia Bisa Jadi Pelindung Aset, Bagaimana Penjelasannya?

BrandzView
KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

KKP Mulai Uji Coba Penangkapan Ikan Terukur, Ini Lokasinya

Whats New
Namanya 'Diposting' Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Namanya "Diposting" Jadi Menteri BUMN di Medsos, Menteri KKP: Kita Urus Lobster Dulu...

Whats New
Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com