Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Ibaratnya, Kami Ini Mengais Kesempatan dalam Kesempitan..."

Kompas.com - 07/06/2018, 11:01 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi


Imbauan BI

Bank Indonesia (BI) sendiri sejak awal Puasa sudah menyediakan fasilitas-fasilitas mendukung untuk mengurangi kemungkinan masyarakat menukar uang di jalanan.

Deputi Gubernur Bank Indonesia Rosmaya Hadi mengatakan, tahun ini BI menyediakan layanan penukaran uang di 2.076 titik di seluruh Indonesia.

"Langkah ini dilakukan dalam rangka mengurangi risiko uang palsu serta memberantas Jasa Penjual Uang (JPU). Untuk di wilayah DKI Jakarta, layanan penukaran uang disediakan di 160 lokasi selama 2 minggu," jelas dia.

Sementara itu, BI juga bekerja sama dengan 15 bank dengan 160 kantor cabang, yang meliputi Bank Mandiri, BNI, Maybank, BNI Syariah, Mandiri Syariah, Bank Mega, Bank BRI dan Bank DKI.

Selain itu juga CIMB, BTN, BJB, Panin Bank, BCA, dan juga Bank Permata.

Selain itu, untuk pelayanan melalui Kas Keliling menggunakan mobil, tahun ini BI meningkatkan jumlah uang dari Rp 700 juta pada tahun 2017 menjadi Rp 900 juta per mobil untuk tahun 2018 ini.

"Kas keliling setiap hari menjangkau 7-8 lokasi untuk melayani di pasar, pusat keramaian dan lokasi strategis lainnya, dan modal kerjanya Rp 900 juta per mobil. Kita tambahkan lagi dari 2017 yang hanya Rp 700 juta per mobil," jelas Rosmaya.

Ada "Orang Dalam"

Berbagai sikap yang ditempuh BI untuk memberantas jasa penjualan uang, tampaknya tidak digubris oleh penyedia jasa penukaran uang di jalanan.

"Kami kan memang hidup dari sini, dari pada kita mencuri, gimana dong, ya walaupun ini sudah H-9 tapi masih sepi sih," tukas Timothy.

Timothy memaparkan, memang selama ini pihaknya serta bos dari bandar penjaja uang baru kucing-kucingan dengan BI untuk bisa bertahan berjualan hingga saat ini.

"Kami ada bos yang orang dalam, jadi bisa sediakan uang baru terus," ujar Timothy.  Namun sayang, Timothy tidak bersedia menjelaskan lebih detil.

"Saya pakai penglaris mba kalau nggak cakep ntar nggak laku," guraun Timothy sambil mengguratkan pensil alisnya.

Sementara itu, Silalahi masih yakin dirinya akan mendapatkkan untung yang cukup untuk bekal pulang kampung. Karena menurutnya, mendekati lebaran jasa perbankan sudah mulai tutup.

"Ini namanya kesempatan dalam kesempitan soalnya kan mereka (pembeli uang baru) mau antri sudah susah, terus biasanya H-7 baru dapat THR (Tabungan Hari Raya). Mau antri di bank udah tutup, kalau hari sebelumnya kan mereka belum ada duit," tukas Silalahi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com