Karena proyek jalan tol melibatkan dana masyarakat yang cukup besar, tentu tidak elok memolitisasinya. Apakah itu mengklaimnya sebagai keberhasilan satu pihak atau menyinyiri sebagai proyek yang tidak menyentuh hajat hidup orang banyak.
Ingat, duit yang berputar di proyek jalan tol tak cuma dari mereka yang mendukung pemerintah. Duit dari nasabah yang nyinyir ke pemerintah pasti ada yang terpakai di proyek ini.
Bagi para “cebong”, perlu diingat bahwa uang untuk membangun jalan tol tak hanya dari uang kalian. Ada uang para “kampret” yang juga dipakai untuk membangunnya. Bahkan, bisa saja duit para "kampret" lebih banyak terpakai ketimbang duit kalian.
Bagi para “kampret”, pahamilah bahwa ada uang kalian yang berputar di proyek jalan tol. Jika kalian nyinyir dan jalan tol menjadi sepi, yang akan menghadapi risiko kredit macet juga kalian sendiri.
Tak perlu mengimbau orang lain untuk tidak lewat jalan tol, wahai “kampret”. Justru yang perlu kalian lakukan adalah ajak semua orang lewat jalan tol yang dibangun.
Berterimakasihlah kepada para “cebong” yang mempromosikan jalan tol baru. Dengan begitu, uang kalian di bank yang dikucurkan untuk proyek jalan tol tetap bisa berputar.
Karena itu, wahai para "cebong" dan "kampret", sesungguhnya kalian tak punya pilihan lain, selain mendukung sepenuhnya proyek pembangunan jalan tol. Yang mana pembiayannya berasal dari uang kalian semua.
Untuk para pemudik, selamat menikmati ritual tahunan ini. Sudah ada jalan tol yang bisa dilalui yang membuat prosesi mudik menjadi lebih asyik. Jaga konsentrasi di jalan, dan selamat sampai tujuan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.