Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menhub: Padatnya Rest Area dan Proyek LRT jadi Penyebab Macet Tol Cikampek

Kompas.com - 14/06/2018, 15:10 WIB
Ambaranie Nadia Kemala Movanita ,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyebut kemacetan panjang di Cikampek diakibatkan padatnya rest area di sepanjang jalur mudik.

Terjadi antrean panjang untuk masuk ke dalam rest area yang sebenarnya sudah terisi penuh kendaraan. Namun, hal tersebur dapat dengan mudah diurai oleh Korps Lalu Lintas Polri.

"Pemudik polanya bukan hanya mudik, tapi ada keinginan berwisata. Banyak berhenti di rest area dan menimbulkan kemacetan," ujar Budi di Posko Mudik Lebaran Kementerian Perhubungan, Jakarta, Kamis (14/6/2018).

Budi mengatakan, kendaraan tidak stuck sama sekali, hanya terhambat sehingga lajunya pun melambat. Oleh karena itu, Kemenhub tidak mengeluarkan diskresi untuk kemacetan di Cikampek. Kepadatan tersebut juga diantisipasi Kemenhub menghadapi arus balik. Diprediksi puncak arus balik terjadi pada H+2 Lebaran.

"Dibutuhkan waktu tertentu untuk memasang ulang rambu dan akan diberikan ke Kakorlantas," kata Budi.

Hal senada disampaikan Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Mohammad Iqbal. Iqbal mengatakan, saat ini pihaknya berupaya menangani permasalahan rest area tersebut.

Di samping itu, masalah lain yang menurutnya sangat mempengaruhi kemacetan di tol Cikampek adalah pembangunan LRT sehingga ada penyempitan jalan.

"Kalau ada pembangunan LRT di satu titik pasti ada kemacetan. Alhamdulillah tadi malam sudah terurai," kata Iqbal.

Iqbal menyebut mudik tahun ini jauh leboh baik darj tahun-tahun sebelumnya. Kemacetan masih dalam ambang batas wajar, tidak sampei menghabiskan lebih dari satu hari lewat jalur darat. Bahkan, saat di awal masa mudik, Jakarta-Solo bisa ditempuh dengan waktu 11 jam.

"Kalau mudik kan suatu keniscayaan ramai. Beda dengan momentum biasa," kata dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com