Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bank Sentral dan BUMN Perlu Lakukan Intervensi dan "Buyback"

Kompas.com - 20/06/2018, 05:41 WIB
Kurniasih Budi

Penulis

Sumber KONTAN


JAKARTA, KOMPAS.com - Untuk mengantisipasi anjloknya indeks saham dan nilai tukar rupiah pada perdagangan Rabu (20/6/2018), Bank Indonesia (BI) bersama pemerintah perlu berkoordinasi secara tepat.

Hal tersebut perlu dilakukan karena banyaknya sentimen negatif dari eksternal selama libur lebaran, seperti dilansir Kontan.co.id, Selasa (19/6/2018).

Beberapa sentimen tersebut di antaranya, kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), kembali memanasnya perang dagang antara China dan Amerika Serikat (AS), keputusan Bank Sentral Eropa (ECB) untuk mencabut stimulus (quantitative easing), serta menanti hasil keputusan rapat Organization of the Petroleum Exporting Countries (OPEC) pada 22-23 Juni di Wina yang cenderung bakal memangkas produksi minyak.

(Baca: Pasar Khawatirkan Perang Dagang, Pasar Saham AS Ditutup Variatif)

Ekonom Samuel Asset Management Lana Soelistianingsih mengatakan, gangguan pasar keuangan di eksternal cukup kuat.

Bahkan di pasar spot global rupiah sudah tembus ke level Rp 14.100 per dolar AS, menurut data Reuters.

"Memang kita bisa dianggap telat, jadi potensi koreksinya bisa cukup dalam dan bisa dikhawatirkan. Untuk itu, BI dan semuanya dalam hal ini Badan Usaha Milik Negara (BUMN) harus stand by," katanya.

Tak cuma itu, Lana menyarankan agar pemerintah dan BI untuk melakukan koordinasi buyback untuk menahan harga saham.

(Baca: Ekonomi Indonesia Baik, Bank Indonesia Fokus Hadapi Faktor Eksternal)

Hal ini untuk mengantisipasi risiko jika harga saham anjlok pada perdagangan Rabu (20/6/2018), maka intervensi bisa dilakukan baik dari sisi pemerintah maupun Bank Sentral.

"Baiknya ada koordinasi, jadi saham-saham BUMN yang turun biar di-buyback. BPJS Kesehatan dan BPJS Tenaga Kerja juga bisa lakukan aksi beli," ujarnya.

Dampak sentimen negatif selama libur lebaran kemarin, menurut Lana perlu diwaspadai secara seksama.

Pasalnya, jika IHSG sukses tembus ke level support terdekat 5.650 maka bukan tidak mungkin akan berlanjut ke 5.500.

(Baca: Fed Fund Rate Naik, BI Buka Kemungkinan Kembali Naikkan Suku Bunga)

"Tapi mudah-mudahan besok sentimen eksternal tidak terlalu dalam, sehingga memungkinkan IHSG mendekati level positif terdekat 6.080," katanya.

Adapun proyeksi pergerakan nilai tukar besok adalah Rp 14.050 hingga Rp 14.100 per dolar AS.

Dengan syarat, ia melanjutkan, BI melakukan intervensi  meskipun aksi beli dolar dari dalam negeri mengalami penurunan.

"Jadi tinggal melihat bagaimana sentimen eksternal. Besok pasar tricky karena libur kelamaan," katanya. (Intan Nirmala Sari/ Sanny Cicilia)

 

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: BI dan BUMN perlu siap intervensi dan buyback di pasar besok

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Bank Ina Ditunjuk sebagai Bank Persepsi

Whats New
BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

BI Rate Naik, Perbankan Antisipasi Lonjakan Suku Bunga Kredit

Whats New
Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Menhub Tawarkan 6 Proyek TOD di Sekitar Stasiun MRT ke Investor Jepang

Whats New
Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Terbebani Utang Kereta Cepat, KAI Minta Keringanan ke Pemerintah

Whats New
ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

ByteDance Ogah Jual TikTok ke AS, Pilih Tutup Aplikasi

Whats New
KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

KKP Tangkap Kapal Malaysia yang Curi Ikan di Selat Malaka

Whats New
Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Soal Denda Sepatu Rp 24,7 Juta, Dirjen Bea Cukai: Sudah Sesuai Ketentuan...

Whats New
Permintaan 'Seafood' Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Permintaan "Seafood" Global Tinggi jadi Peluang Aruna Perkuat Bisnis

Whats New
BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

BFI Finance Cetak Laba Bersih Rp 361,4 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Blue Bird Luncurkan Layanan Taksi untuk Difabel dan Lansia, Ada Fitur Kursi Khusus

Whats New
Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Melihat Peluang Industri Digital Dibalik Kolaborasi TikTok Shop dan Tokopedia

Whats New
Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Walau Kas Negara Masih Surplus, Pemerintah Sudah Tarik Utang Baru Rp 104,7 Triliun Buat Pembiayaan

Whats New
Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Persaingan Usaha Pelik, Pakar Hukum Sebut Program Penyuluh Kemitraan Solusi yang Tepat

Whats New
Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Bulog: Imbas Rupiah Melemah, Biaya Impor Beras dan Jagung Naik

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 April 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com