Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hubungan Dagang AS dan China Kembali Tak Pasti, Wall Street Ditutup Melemah

Kompas.com - 28/06/2018, 05:21 WIB
Mutia Fauzia,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

Sumber Reuters

NEW YORK, KOMPAS.com - Wall Street dituup merah pada perdagangan Rabu, (27/6/2018) waktu Amerika Serikat (AS) akibat ketidak pastian keputusan AS terkait larangan investasi China di sektor teknologi.

Padahal pada perdagangan hari sebelumnya, saham-saham Wall Street sempat menguat tipis.

Dikutip melalui Reuters, Dow Jones Industrial Average anjlok 165,52 poin atau 0,68 persen menjadi 24.117,59. Adapun S&P 500 kehilangan 23,43 poin atau 0,86 persen menjadi 2.699,63. Sementara, indeks Nasdaq Composite longsor 116,54 poin atau 1,54 persen menjadi 7.445,09.

Saat sesi pembukaan perdagangan, saham-saham Wall Street mengalami peningkatan seiring dengan pernyataan Presiden Trump yang akan meningkatkan panel keamanaan nasional melalui Komite Investasi Asing di Amerika Serikat (CFIUS).

Hal ini dilakukan untuk menghadapi potensi ancaman dari akuisisi teknologi oleh China, daripada memberikan pembatasan-pembatasan khusus untuk China.

Investor melihat keputusan ini sebagai pendekatan yang lebih halus daripada pernyataan yang sempat dikabarkan sebelumnya tentang rencana AS untuk melarang perusahaan dengan setidaknya 25 persen kepemilikan China untuk berinvestasi di perusahaan teknologi AS.

Namun kemudian, pada hari Rabu, penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan dalam sebuah wawancara, larangan yang dimaksudkan oleh Trump tidak spesifik ditujukan untuk China.

"Pasar melihat pemberitaan (larangan investasi) ini sebagai tanda bahwa pendekatan berupa batasan-batasan yang bersifat keras untuk China belum memudar," ujar Chief Market Strategist Prudential Financial Quincy Krosby.

Selain itu, pasar juga mengalami tekanan akibat meningkatnya nilai mata uang dollar. Meskipun di sisi lain, lonjakan harga minyak juga meningkatkan indeks saham sektor energi yang tergabung dalam S&P 500 sebesar 1,3 persen. Namun, beberapa investor justru khawatir peningkatan harga minyak akan memberikan dampak buruk bagi sektor-sektor lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Cara Kirim Paket Barang lewat Ekspedisi dengan Aman untuk Pemula

Whats New
Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Cara Top Up DANA Pakai Virtual Account BRI

Spend Smart
Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Cek Daftar Pinjol Resmi yang Berizin OJK Mei 2024

Whats New
Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Penyaluran Avtur Khusus Penerbangan Haji 2024 Diproyeksi Mencapai 100.000 KL

Whats New
Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Pemilik Kapal Apresiasi Upaya Kemenhub Evakuasi MV Layar Anggun 8 yang Terbakar

Whats New
Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Langkah AJB Bumiputera 1912 Setelah Revisi Rencana Penyehatan Keuangan

Whats New
KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

KKP dan Polri Gagalkan Penyelundupan 125.684 Benih Bening Lobster di Jambi

Whats New
Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Sulbar akan Jadi Penyuplai Produk Pangan untuk IKN, Kementan Beri Benih Gratis

Whats New
Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Emiten Tambang Samindo Resources Catatkan Kenaikan Pendapatan 33,5 Persen Per Kuartal I-2024

Whats New
OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

OJK Sebut Klaim Asuransi Kesehatan Lebih Tinggi dari Premi yang Diterima Perusahaan

Whats New
SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

SKK Migas dan Mubadala Energy Temukan 2 TFC Potensi Gas di Blok South Andaman

Whats New
Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Perkuat Bisnis di RI, Perusahaan Pemurni Air Korea Dapat Sertifikat Halal BPJPH

Whats New
Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Upaya Kemenparekraf Jaring Wisatawan Asing di Korea Selatan

Whats New
Libur 'Long Weekend', 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Libur "Long Weekend", 2 Lintasan Utama ASDP Layani 26.122 Orang dan 125.950 Unit Kendaraan

Whats New
Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Soroti Kecelakan Bus Pariwisata di Subang, Menparekraf: Kita Butuh Manajemen Krisis yang Efektif

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com